9Assalamu’alaikum…
Pagi yang cerah di rumah saya, ma. Apakabar mama, umi, bunda, ibu? Biasanya pagi hari adalah peak hour buat para ibu rumah tangga. Semoga apa yang kita lakukan menjadi amal sholeh ya, ma. Aamiin…
Sabtu kemarin, kami ambil rapot hasli PTS (penilaian tengah semester) Najmi dan Mayla. Tengah semester kali ini spesial buat kami. Kenapa? Secara tidak sengaja, najmi mayla harus remedial berjamaah. Hahaha… Ini adalah peringatan keras!! Berarti mereka salah dalam cara belajarnya. 😥
Malam sebelum pengambilan rapot, Najmi Mayla bilang, tidak ingin ikut ke sekolah. Ini tidak seperti biasanya. Mereka mengajukan untuk tinggal di rumah atau menunggu di mobil. Usut punya usut, ternyata alasannya karena takut melihat nilai yang di bawah itu.
Akhirnya, bunda jelaskan.
Nak, jangan takut dengan nilai rapotmu. Kenapa? Karena malaikat rokib Atid tidak mencatat nilai math mu berapa, nilai ipa lulus atau tidak. Ini bukan akhir segala apalagi jadi pertanda kiamat. Bersabarlah. Camkan sayang, malaikat akan mencatat amal baik dan burukmu. Apakah kau jujur dalam mengerjakan tugas, apakah menghormati guru-guru, apakah menyayangi teman, apakah belajar sungguh-sungguh atau bermalasan dan lainnya.
Nak, sibukkanlah malaikat Rokib, buat kewalahan dalam mencatat amal baikmu. Dan jangan biarkan malaikat Atid sedikitpun menggoreskan penanya karena amal burukmu. Catatan amal inilah yang akan digunakan pada saat hari penghisaban di akhirat nanti. Maka perbaikilah amalmu, luruskan niatmu, dan jadikan Alloh semata sebagai tujuanmu.
Lalu bagaimana dengan nilai yang harus diulang? Tak apa, alhamdulillah masih ada waktu untuk memperbaikinya. Ayo semangat belajar lagi ya, sayang 😊
Nah, buat ayah bunda, abi umi, ibu bapak, ini ada catatan lama yang saya jadikan bahan introspeksi diri setiap kali menghadapi rapot anak.
Setelah Rapot Di Tangan
Bismillahirrohmaanirrohiim
Apakabar, bunda, mama, umi… setelah pembagian raport kemarin, sedang apakah? Mempersiapkan liburan? Bertemu sanak saudara? Alhamdulillah…
Pertanyaan klise yang sering ditanyakan keluarga atau teman setelah pembagian rapot, ananda ranking berapa? Juara berapa? Gimana rapotnya?
Bila raport ananda sesuai harapan ayahbunda, dengan lugas segera dijawab. Bila tidak, ayahbunda menjawab dengan lesu atau sekadar….ya, segitu aja nilainya ananda. Abis susah belajarnya siy. Atau, teman-teman ya lebih pintar siy.
Ayahbunda, maukah mencoba menjawabnya dengan semangat, “ananda juara 1 di hati ayahbunda”, “ananda juara 1 datang ke sekolah”, atau “ananda ranking 1 dalam sosialisasi” atau apapun dengan menyebutkan kelebihan ananda. Betapa kalimat sederhana ini bisa memberikan perbedaan rasa dan ekspresi pada diri ayahbunda juga ananda.
Setelah raport di tangan, ayahbunda mengetahui kelebihan dan kekurangan ananda dalam hal akademik. Kita juga mendapat informasi tentang akhlak ananda di sekolah saat bersama teman dan adab terhadap guru-guru.
Tugas ayahbunda selanjutnya, mari kita berkonsentrasi mengembangkan kelebihan ananda. Memfasilitasi ananda untuk meningkatkan kelebihannya itu. Dengan mengembangkan kelebihan yang ada pada diri ananda, maka akan tumbuh rasa percaya diri dan harga diri ananda. Ini adalah modal ananda untuk menghadapi tantangan ke depan. Mempersiapkan ananda sebelum aqil baligh, lebih utama untuk kesuksesannya di kehidupannya masa depan. Saat ini, umumnya anak2 yang sudah baligh tidak selaras dengan kemampuan aqil nya, sehingga sering menimbulkan masalah di masyarakat. Tawuran pelajar, penggunaan narkoba dan hal lain yang mengerikan. Naudzubillah…
Terakhir, ada sebuah quote dari ibu Septi Peni yang sering saya ingat “9 gunung, meratakan lembah”.
Maksudnya, meningkatkan kelebihan anak dan meminimalkan kekurangan. Terkadang kita lupa, lebih sering berupaya meninggikan lembah, yang membutuhkan usaha sangat keras. Dan lupa, ada kelebihan ananda yang lebih mungkin dikembangkan. Karena setiap anak adalah khas sebagaimana setiap ayahbunda pun spesial 😊.
Selamat berlibur. Sampai jumpa tahun depan 😊
*bunda nmnf
Baiklah, mama, umi, bunda…. Semoga tulisan di atas bermanfaat. Mari bersama membangun anak-anak kita dengan kesadaran akan pentingnya proses belajar dan fokus pada menghebatkan kemampuan yang dimiliki ananda.
Terimakasih. Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya. Salam sayang untuk ananda tersayang😊😊😊