Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum…
Pagi yang cerah, bunda. Bagaimana pagimu? Alhamdulillah, semoga Alloh senantiasa memberikan kita sekeluarga nikmat sehat dan iman islam. Aamiin.
Setelah kemarin saya bercerita tentang sulung kami, bunda bisa lihat disini. Hari ini saya ingin bercerita tentang Spesialnya anak kedua. Bunda yang punya anak kedua, saya tunggu sharingnya. Mari berbagi!
Anak kedua perempuan. Lahir sebagai pengobat kesedihan karena saya keguguran. Jadi, anak kedua ini dari kehamilan ketiga. Rasa bersalah yang mendalam, akhirnya saya pun berhenti bekerja di area publik dan fokus dengan kehamilan ini. Selama kehamilan, saya dipenuhi kecemasan akan mengalami hal yang sama dengan kehamilan sebelumnya. Rasa takut keguguran begitu mewarnai hari-hari saya. Saya berusaha keras meyakinkan diri, semua akan baik-baik saja. Alhamdulillah, suami sangat membantu saya dalam menumbuhkan kepercayaan diri kembali.
Alhamdulillah, Alloh mudahkan semuanya. Kelahiran anak kedua ini lahir dengan lancar tanpa kesulitan berarti. Dan demikianpun perkembangan selanjutnya. Ia memiliki kakak laki-laki yang pengasih. Meski usia yang berdekatan terkadang menimbulkan rasa iri di hati sang kakak. Tapi ia pun menyayangi adiknya.
Dan waktu berlalu, anak kedua kini menjelang gadis. Semakin menampakkan keunikannya. Ia begitu spesial di hati kami. Beginilah ceritanya.
Teliti, rapi dan teratur
Anak gadis ini termasuk yang teliti dalam hal merapikan buku, dan ketepatan dalam ukuran. Teliti terhadap barang-barang kecil miliknya. Terkadang kami merasa kerepotan dengan keteraturan dan kerapihannya ini. Seringkali menimbulkan perselisihan dengan sang kakak. Terutama karena kakak begitu cuek dan tidak perhatian pada ketelitian dan keteraturan.
Bagaimanapun kami tetap memupuk sikapnya ini. Pada beberapa aspek, sikap rapi, teratur dan rapi tentunya sangat baik. Sebagai tambahan, kami mengajarkannya untuk mampu menyampaikan sikapnya ini dengan cara yang dapat dipahami orang lain. Semoga dengan demikian, ia pun dapat menularkan kebaikan pada orang lain.
Tipe Auditory
Gaya belajarnya termasuk tipe auditor. Membaca buku dengan suara kencang, salah satu cirinya. Baik buku cerita, buku pelajaran, apapun jenisnya, bahkan papan pengumuman di mall pun dibaca dengan bersuara. Hehehe… Belakangan ia mulai bisa menurunkan volume suaranya. Sejak ia menjadi duta Literasi di sekolah, ia menyadari bila membaca terlalu kencang dapat mengganggu orang lain. Alhamdulillah, belajarlah sayang… Belajar dengan penuh kesadaran.
Sedikit tapi dekat
Sebelum sekolah, anak kedua kami tidak memiliki teman. Di sekitar rumah tidak ada teman seusianya. Ia lebih sering mengekor kakak laki-lakinya. Tetapi lama-kelamaan merasa tidak nyaman bermain dengan mereka.
Saat mulai bersekolah, awalnya ia merasa kesulitan menjalin pertemanan. Alhamdulillah, di kelas 2, ia mulai menemukan kenyamanan dalam berteman. Temannya memang tidak banyak. Tapi hubungan mereka dekat. Alhamdulillah hingga kini, ia menikmati pertemanan yang dijalinnya.
Mudah menghafal
Alhamdulillah, anak kedua kami dikaruniakan kejernihan dan kemudahan dalam menghafal ayat-ayat Al Qur’an. Bu Hana, gurunya kelas 2 yang membangkitkan fitrahnya ini. Hingga kini, anak kedua kami senang membaca Al Qur’an dimanapun. Di rumah, saat menunggu, menikmati kemacetan… Ia melantunkan ayat-ayat Al Qur’an. Semangat sayang, jadikan Al Qur’an sebagai akhlakmu.
Bunda lagi, lagi…
Saat di dekat saya, ia nempel bak prangko. Mau tidur, mau makan, ditemani bunda, begitu kemauannya. Meski kini usianya semakin besar, todak berubah juga. Terkadang, ini menimbulkan perselisihan dengan adik kecil yang merasa bundanya diambil. Hahaha…
Saya menikmati masa-masa ini. Suatu saat ini akan saya rindukan. Perlahan, saya ingatkan pada anak kedua saya, ijinkan kini adikmu mendapatkan bagiannya.
Anak kedua kami adalah anak tengah. Pada anak tengah, ia terbiasa berbagi dengan kakak dan adik. Dan mereka cenderung memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Begitulah yang tampak pada anak kedua kami. Bagaimana bun? Biasanya apa saja tantangan bunda berkaitan dengan anak kedua? Ditunggu kisahnya ya, bu! Sampai jumpa 😀