Catatan Ringan Psikologi

5 Hal Romantis yang Dilakukan Suami

Bismillah…

Assalamu’alaikum…

Bunda, hari ini mendung menggelayut sepanjang hari. Sepertinya, musim hujan segera datang. Hujan, bau tanah yang basah, air, dan udara yang lembab. Saya seringkali merindukan suasana itu. Percayakah, bun, saat hujan kita dapat lebih saling mendekatkan diri dengan orang yang disayang? Buat saya, hujan dengan secangkir teh dan ubi rebus adalah kenikmatan tiada tara. Ditemani anak-anak yang berceloteh riang menikmati dinginnya hari dan suami yang sedia menemani kami menghangatkan diri.

Tulisan kali ini sedikit bersifat subyektif, ya. Hehehe… Kalau ada kesamaan, kebetulan semata. 😀

12 tahun bersama menjalin rumah tangga bersama suami dan menemani 4 orang anak-anak, terkadang saya lupa dengan hal-hal manis dan romantis yang dilakukan suami. Romantisme ini tentu saja berbeda bagi tiap orang. Demikian pula buat saya. Beginilah romantis bagi saya:

Pertama, pulang cepat

Bagaimana saya tidak jingkrak -jingkrak kalau tiba-tiba ditelpon suami mengabarkan saya tidak perlu menjemput anak-anak pulang sekolah. Biar suami yang jemput mereka. Nikmat sekali. Saya pun lanjut tidur siang. Alhamdulillah.

Dan yang lebih menyenangkan, bila suami pulang cepat, mengajak kami makan di luar. Yippiii. Berbunga-bungalah hati saya. Maklumlah bun, saya jarang sekali makan siang. Jadi kalau ada ajakan makan siang bersama suami dan anak-anak, hatipun terharu. Ihiks…

Kedua, menyuapi makanan

Buat saya ini romantis, bun. Saat makan bersama, biasanya saya akan menyuapi anak-anak yang masih balita. Sementara suami makan duluan. Maksudnya kita bergantian makan. Bila ia sudah selesai, dan balita selesai makan, saya makan dengan tenang. Balita dijaga suami. Tapi, ketika suami menyuapi makanan untuk saya… Ya Alloh, berderai hati ini. Perut yang coba berkompromi menahan laparpun, tersipu-sipu kesenangan karena tak perlu lama menunggu giliran. Uhuyy.

Ketiga, membantu keluarga saya

Ketika saya menikah, maka segala tenaga, pikiran, materi yang saya miliki hanya saya dedikasikan untuj suami dan anak-anak. Saya yang sebelum menikah bisa memberi sedikit rupiah pada orangtua pun, tak lagi bisa dilakukan.

Dan ketika suami dengan tulus, membantu kesulitan keluarga saya yang terkadang tidak sedikit, maka istri mana yang tak bersujud syukur. Alhamdulillah Alloh berikan suami yang menyayangi mertuanya.

Keempat, menemani saat persalinan

Alhamdulillah, setiap persalinan saya selalu didampingi suami. Suami menemani saat saya melalui fase antara hidup dan mati. Saya kadang kasihan melihatnya, mungkin lelah dan jenuh menemani saya. Tapi saya pun tak ingin dia pergi. Saya selalu ingin bersamanya melalui masa-masa itu. Alhamdulillah sudah 5 kali suami menemani saya masuk ke ruang bersalin. Dan ia selalu sabar, memberikan dukungan dan kasih sayangnya pada saya. Love you, my hubby.

Kelima, umroh bersama

Ketika kami memutuskan untuk berangkat umrohpun terjadi dengan cepat. Alhamdulillah segala proses berjalan dengan lancar dan mudah. Menunaikan umroh sekeluarga merupakan cita-cita terpendam saya. Dan ketika suami rela menggunakan uang miliknya untuk pergi umroh, saya pun bersyukur sekali. Bagaimana tidak, berarti ia harus memyimpan keinginan-keinginan yang lain demi membahagiakan istrinya ini. Jazakalloh khoir, suamiku. Semoga Alloh senantiasa melimpahkan rahmah dan hidayah Nya padamu. Aamiin.

Bun, maaf kalau berasa lebay ya. Terkadang sebagai istri kita lupa bersyukur betapa banyaknya kebaikan suami yang telah diberikan. Ini adalah salah satu cara untuk mengingatkan saya. Bunda boleh pakai cara ini juga. Coba buatkan daftar romantisme dan kebaikan suami. Pasti tak terhingga. Saya tunggu ceritanya ya.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *