Bismillah…
Assalamu’alaikum…
Allo… Semoga tidak bosan dengan tulisan saya, ya. Menulis adalah bagian dari upaya saya mengikat ilmu yang saya miliki. Kedua, menulis merupakan cara saya menenangkan diri. Serangkaian persoalan dan kejutan yang ditemui setiap hari, seringkali membuat saya terkaget-kaget, kadang kesal, marah, ada juga senang dan bahagia. Dan semuanya begitu nikmat ketika saya alirkan dalam tulisan. Semoga menjadi amal jariyah yang bermanfaat. Aamiin yaa robbal’alamiin.
Masih bertema tentang hubungan suami istri, judulnya Ketika Takdirku Bersamamu. Bukan judul sinetron ya.
Bun, setelah beberapa kali saya mengamati pasangan suami istri yang saya temui ataupun beberapa kisah retaknya hubungan suami istri yang saya temui, saya membuat beberapa catatan tentang hubungan suami istri. Berikut catatan saya, silahkan disimak dan diberi masukan ya.
🍃 Kita berbeda, mari berkenalan
Seberapapun lamanya kita mengenal pasangan sebelum menikah, tetap saja menemui kejutan begitu berada dibawah satu atap bersama. Jadi, mulailah selayaknya baru mengenalnya. Siapkan tempat yang luas untuk sebuah perkenalan dan berbagai hal baru.
Kenali karakter pribadinya. Berhari-hari bahkan berminggu dan berbulan lamanya, kita akan semakin mengenali karakter, sikap, kebiasaan pasangan. Ada yang sesuai, ada yang tidak, ada yang membuat pusing tujuh keliling, ada yang menenangkan hati. Apapun itu, saran saya, berfokuslah pada hal yang positif, pada kebaikan yang dipancarkan pasangan.
Karena bila kita memperhatikan hal negatif pasangan, biasanya kita akan menutup mata akan hal yang lain. Dan ini akan memicu perselisihan.
🍃 Lupakan Masa Lalu, Melangkahlah ke Depan
Nah, ini kadang bisa jadi batu kerikil tajam dalam pernikahan. Move on tuh, ke depan ya. Jadi siapapun itu, si babang, akang, mamas, yayang, eneng, yang pernah mengisi ruang hati, tinggalkan. Tempatkan mereka di area kenangan dan biarkan tetap demikian.
Perlukah bercerita tentang ‘mantan’ pada pasangan? Tergantung apa tujuan dan manfaatnya. Bila tidak bermanfaat, apalagi kita tahu bakal menyulutkan bara di hati pasangan, lebih baik lupakan. Biarkan hidup ‘mantan’dan hidup kita berjalan masing-masing. Tenang saja, itu bukan tanggung jawab kita lagi. Kewajiban dan tanggung jawab kita pada suami/istri dan keluarga kita saat ini.
Tapi dia ga cemburuan, kok? Yakin? Bisakah melihat isi hatinya terdalam. Kalau pun tak cemburu, lakukan ini sebagai bentuk penghargaan bahwa kini saya bersamamu. Berikanlah ketenangan dalam hati pasangan, agar tenang pula ia mengarungi bahtera rumah tangga ini. Gitu ya, bun.
🍃 Pahami Tugas dan Kewajiban
Menikah berarti peran kita pun berubah. Kini menjadi suami atau istri. Peran suami dan istri memiliki tugas, kewajiban dan hak masing-masing. Ayo, belajar sama-sama. Kepada siapa? Bisa kepada orangtua kita, para ustadz dan ustadzah. Saran saya carilah orang yang ahli dan kompeten. Baca buku pun bisa dijadikan alternatif.
Dengan memahami hak dan kewajiban, suami istri saling melengkapi. Bahu membahu bekerja sama mencapai tujuan bersama. Maukah? Mau dong!
Dalam islam, sudah diatur dengan jelas tentang hak dan kewajiban suami dan istri. Selama kita berada di jalan Nya, akan selamat dunia dan akhirat. Aamiin.
🍃 Berikan Waktu dan Kesempatan
Ada yang sering terlupakan, bersabar. Kita selalu ingin serba cepat, serba instan, terburu-buru saat menghadapi pasangan. Bun, tahukah bahwa perubahan itu memerlukan waktu. Bila ada yang perlu diperbaiki dari pasangan, bicaralah dengan kelembutan, pilih waktu yang tepat dan berdoa pada Alloh. Bagaimana pun Allohlah Maha Pembolak balik hati manusia.
Selanjutnya, berilah waktu dan kesempatan untuk memahami dan menerima maksud kita. Tugas kita sebagai suami atau istri, mengingatkan bila ada yang salah. Maka tak perlulah berkeluh kesah bila nasihat dan ajakan telah diberikan. Bukankah malaikat rokib dan atid takkan salah dan luput mencatat? Semoga Alloh senantiasa memberikan rahmah dan hidayah Nya. Aamiin.
🍃 Bila hatiku terluka
Dalam sebuah perjalanan, ada jalan lurus, berbelok, menanjak, kadang berbatu cadas, kadas aspal yang mulus. Demikian pula ikatan pernikahan, terkadang ada hati yang kesal, lelah, sebal, terluka. Dan bila ini terjadi, obatilah luka itu bersama.
Tak perlulah orang lain tahu tentang aib atau luka dihati. Milikilah rasa malu. Tutupilah aib suamimu, demikian sebaliknya. Bukankah kita pakaian bagi yang lainnya.
Selalu kembalikan pada Alloh. Sesungguhnya setiap ujian selalu ada hikmahnya.
Dan bila dirasa semakin tak sanggup mengatasinya, mintalah petunjuk pada Alloh. Temui anggota keluarga yang bijak. Mari bersama-sama cari solusi. Singkirkan keinginan pribadi demi suami istri yang sholeh dan sholeha, aamiin.
🍃 Ikhlas
Maksudnya, menerima kelebihan dan kekurangan pasangan apa adanya. Ikhlas tidak semudah mengucapkannya. Memerlukan usaha yang keras untuk membisikkan pada hati “inilah pasanganku, pilihan Ilahi, maka lunakkanlah hatiku menerimanya apa adanya”.
Bagian dari ikhlas adalah menerima diri sendiri. Penerimaan terhadap kelemahan dan kekuatan diri akan memudahkan dalam menerima orang lain. Prosesnya bisa cepat, lambat, berbeda setiap orang. Dan ini proses yang berjalan terus menerus. Jadi nikmatilah setiap prosesnya. Selamat berikhlas ria 💖
Akhir kata, inilah pengingat diri sendiri.
Sabar dan bersyukur itu ujungnya satu, yaitu ajal.
Salam hangat buat orang-orang tersayang. 💖💖💖