Catatan Ringan Psikologi

Menggemaskannya anak ketiga

Bismillah…

Assalamu’alaikum…

Alhamdulillah, sudah akhir pekan lagi, bun. Yeaayy! Jadi apa kegiatan akhir pekan ini? Boleh dong, berbagi ide dengan saya 😀

Sambil tunggu sharing bunda-bunda, saya ingin bercerita tentang anak ketiga kami. Putri kecil kami yang menggemaskan.

Kehamilan yang direncanakan

Kehamilan anak ketiga merupakan kehamilan yang direncanakan. Anak kedua kami rasa sudah cukup besar. Dan saya mulai merasa kesepian. Akhirnya, saat jadwal melepas alat kontrasepsi, saya tidak melanjutkan lagi. Dan olalala… Bulan berikutnya, saya hamil. Ternyata, kehamilan yang berat buat saya. Mungkin karena usia dan aktivitas yang lebih berat dibandingkan kehamilan sebelumnya. Selama hamil, setiap hari saya konsumsi setengah liter susu, 10 butir kurma, 2 butir telur, pisang, dan beraneka buah-buahan.

Buat saya yang tidak terbiasa memakan beberapa jenis makanan, saya harus memaksakan diri memakannya. Hihihi… Demi calon bayi tersayang lahir sehat wal afiat.

Persalinan yang berat dan diujung maut

Saat persalinan anak kedua ini merupakan persalinan terberat bagi saya. Janin terbelit tali pusar. Dokter mengupayakan lahir normal. Saya pun harus menerima induksi beberapa kali. Ya Alloh, saya masih ingat betapa sakitnya saat itu. Akhirnya, setelah segala upaya dikerahkan, keputusan untuk melakukan SC harus dilakukan. Sang janin mulai melemah, detak jantung terdengar pelan. Saya hanya beristighfar, doa panjang semoga Alloh melindungi kami. Akhirnya, Alhamdulillah sekitar pukul 11.00 debay terlahir ke dunia. Haru biru tiada tara. Anak ketiga kami, Nadine.

Duta senyum

Anak ketiga kami yang menggemaskan. Saya selalu terpana saat ia mengatakan, “senyum, bunda”. Dan hati yang kesal penuh gulana pun tersenyum. Ialah pemercik senyum dan tawa di rumah kami. Kala sepi di rumah, anak ketigalah pencuri perhatian. Meski di luar rumah ia pemalu dan pendiam. Tapi di dalam rumah, ia pelipur lara kami. Love yoi, my girl.

Kesempatan kedua

Buat saya dan Suami, anak ketiga ini merupakan kasih sayang Alloh agar kami semakin belajar memperbaiki diri. Terasa sekali perbedaannya dalam hal perlakuan. Kami belajar untuk memperbaiki diri. Hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan seperti pada anak pertama dan kedua, maka tidak dilakukan pada anak ketiga. Inilah hasil belajar kami sebagai orangtua. Jauh dari sempurna, tapi kami percaya sudah di jalur yang benar.

Demikian cerita saya, bun. Anak adalah amanah ilahi. Dan setiap amanah akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Semoga bermanfaat. Selamat berakhir pekan dengan keluarga tersayang, bun💖💖💖

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *