Bismillah…
Assalamu’alaikum…
Hari ahad yang cerah, bun. Alhamdulillah semoga kita selalu dalam lindungan Alloh azza wa jalla.
Apa kegiatan bunda hari ini? Selamat menemani keluarga ya, bun.
Pagi ini, saya dan teman-teman Rumlit IP Bekasi mengadakan workshop Membaca Itu Nikmat. Workshop ini merupakan bagian dari parade rumbel IP Bekasi. Selain workshop, ada kegiatan launching buku “Baiti Jannati”, karya kontributor Rumlit IP Bekasi.
Baiklah, saya ingin bercerita tentang teman-teman baru yang saya temui.
Jadi begini, bun. Ini adalah pengalaman pertama saya terlibat dalam kepanitian IP Bekasi. Perdana pula bertemu dengan teman-teman yang berada di kepanitiaan. Selama proses pembentukan kepanitiaan, kami membicarakan tugas-tugas panitia, progres kerja dan segala pernak pernik kegiatan melalui media whatssapp grup.
Dan buat saya, ada sensasi tersendiri ketika akan bertemu dengan teman-teman dunia maya ini–kalau bisa dibilang teman dunia maya. Ada rasa penasaran ingin tahu seperti apa wajah-wajah mereka, apakah mereka seperti yang ditampilkan selama ini di wag. Bercampur baur rasa yang ada. Masyaa Alloh.
Awalnya saya ikut dalam kepanitiaan ini adalah iseng. Yup! Saya sudah lama tak terlibat dalam organisasi sejak lahir anak keempat. Bagian yang saya ambil pun bukan sesuatu hal yang spesial menurut saya. Jadi, santai sajalah. Begitu pertimbangannya.
Lalu berjalanlah waktu. Di awal, saya kehilangan partner berpengalaman. Saya merasa agak ciut. Tapi, saya pikir, “let it go”, tenang sajalah.
Kesulitan terbesar kami adalah mengajak orang untuk mengikuti acara workshop ini. Ini adalah workshop membaca. Dan Indonesia berada di rangking 2 dari bawah untuk minat baca. Bayangkan, betapa sulitnya mendapatkan peserta. Saat itu, masuklah mba Indah, yang kemudian menjadi pioner pencari promotor dan ternyata membawa pengaruh positif pada aura kelompok kami.
Selain sulitnya mencari peserta, kami pun kesulitan mencari sponsor. Animo masyarakat umum akan workshop demikian turut mempengaruhi sponsor yang ada.
Rasanya seluruh elemen telah mengeluarkan segala daya upaya, energi tercurah untuk Workshop ini dan belum membuahkan hasil. Hingga detik dan waktu bergulir semakin mendekati hari H. Kami mulai mendapat angin segar. Perlahan semuanya seakan mulai berpihak pada kami. Alloh mudahkan dan berikan jalanNya. Alhamdulillah.
Akhirnya, hari H pun tiba. 18-11-18. Hari ini. Perasaan saya begitu senang. Launching buku antologi pertama saya, meskipun cerita saya hanyalah remahan kue. Tapi saya berbunga dan lega. Ucap syukur berulang kali. Masterpiece untuk anak-anak sudah jadi. Perasaan senang yang tak dapat dilukiskan. Hanya ingin berbagi dengan paksu dan anak-anak
Namun, saya masih harus menyimpannya. Rasa bahagia itu tertahan, ketika saya mengingat paksu dan anak-anak. Rasanya tak karuan. Suami nun jauh, ribuan km jaraknya dari kami. Anak-anak bersama neneknya.
Selesai acara, kami melakukan evalusi. Ketika giliran saya mengalirkan rasa dihati, saya memilih diam-senyum dikit saja.
Maaf ya, mba Fris. Bukan apa-apa. Bila saya mengeluarkan kata-kata, pasti hancurlah benteng pertahanan saya. Dan saya akan sangat malu bila menangis di depan umum. Akhirnya saya memilih hanya tersenyum, dan diam.
Alhamdulillah, ada campur tangan Alloh atas segala karunianya. Panitia ini yang tadinya kesulitan mencari peserta, akhirnya mendapatkan peserta yang memang meyukai membaca. Dan sponsor yang terbatas ternyata melimpah ruah. Siapa yang menyangka. Setiap peserta mendapat doorprize. Alhamdulillah. Bahkan kami pun bisa makan sepuasnya. Alhamdulillah.
Bun, jangan pernah ragu dan putus asa. Selama jalan kita benar, maka semuanya akan berpihak.
Semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi untuk sesama. Selamat beristirahat, bun. 💖💖💖
[…] ini telah terbit sejak November 2018 yang lalu. Nah, cerita tentang launching buku ini saya sajikan disini ya. Dan Silakan buka link ini […]