Catatan Ringan

Hadiah buat Teteh

Bismillah…

Percakapan video call tadi malam antara ayah dan anak-anak.

Ayah : “Teteh lagi ngapain? “.
Anak 2 : “Baru pulang dari masjid, yah”.
Ayah : “O, iya ya. Udah ngaji belum? ”
Anak 2 : “Nih, baru mau… Ayahh, hadiahnya udah dikirim belum? “.
Ayah : “Belum, betul mau ‘itu’ aja?”
Anak 2 : “Iya…udah dishare kan sama bunda? Katanya ayah yang bayar”.
Ayah : “Iya, nanti dikirim ke rumah, ya”.
Anak 2 : ” Iya, Asiiik”.
Ayah : “Kakak mana?”.
Lanjut percakapan ayah dan anak 1.
Lalu, anak 3.
Anak 3 :” Ayah, na mau hadiah juga.. ”
Ayah : “Na, udah hafal juz 30?”
Anak 3 : “Ga, lah… Na, mah juznya 40. Teteh kalah, yah”
Ayah : ketawa ngakak


Demikian sepenggal kisah kami tadi malam. Meskipun ayah jauh disana, selalu diusahakan ada waktu berkomunikasi dengan anak-anak. Dan ibunya anak-anak juga, dong! Tapi ini biasanya sesi terpisah, ya 😊

Tapi, bukan ini yang akan saya bagi. Saya ingin bercerita tentang pemberian hadiah pada anak. Silahkan disimak ya, bun. Semoga bermanfaat.

Kapan Reward/Hadiah Diberikan Pada Anak?

Reward atau hadiah diberikan kepada anak sebagai penghargaan atas usaha yang dilakukan anak. Tujuannya sebagai motivasi dan penguat perilaku baik anak.

🍉 Hadiah diberikan segera setelah anak berperilaku yang diharapkan. Pada anak balita, mereka dapat segera lupa bila hadiah tidak segera diberikan. Sehingga tujuan reward pun tidak tercapai.

🍉 No reward situasional. Jangan memberikan reward atau hadiah untuk perilaku yang sifatnya situasional. Misalnya, memberi hadiah bila anak mandi sendiri. Tapi berilah reward, bila anak mandi sendiri selama 2 pekan.

Apakah Ada Batasan Usia?

Pada dasarnya tidak ada batasan bagi penerima hadiah. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun senang bila diberi reward, bukan? 😀

Yang perlu diperhatikan adalah bentuk atau varian hadiah yang diberika harus disesuaikan dengan usia penerimanya.

Hadiah Apa Yang Boleh Diberikan Pada Anak?

Hadiah yang diberikan pada anak harus disesuaikan dengan usia, tingkat kesulitan, dan kepantasannya.

Bun, berikanlah hadiah yang dibutuhkan anak. Tidak perlu berlebihan. Misalnya, memberikan hadiah barang bermerk. Karena apa? Maksudnya agar anak belajar, apa yang dilakukan setimpal dengan yang diperoleh. Anakpun belajar tidak berharap terlalu tinggi.

Kebiasaan kita yang masih dilakukan adalah memberikan uang sebagai hadiah. Misalnya, ketika anak berhasil puasa ramadhan sebulan penuh. Hal ini akan mempengaruhi persepsi anak terhadap uang. Padahal uang adalah alat tukar. Lebih baik, berikan barang yang bermanfaat bagi anak.

Selain itu, tidak terlalu royal pula dalam memberi hadiah. Anak diharapkan memahami untuk mendapatkan yang diinginkan, ia perlu berusaha.

Pemberian hadiah pada anak usia sekolah disertai tujuan hadiah tersebut. Pada usia ini, mereka sudah dapat memahami maksud orangtua memberikan hadiah.

Dan yang terakhir, hadiah tidak selalu berupa materi atau barang. Pemberian pujian, senyuman dan pelukan pada anak atas perilaku baik mereka juga sudah termasuk hadiah.

Bunda, sudah sediakan hadiah apa untuk ananda? Selamat berkreasi ❤❤❤

#OdopNovemberChallenge

#TantanganRumlitIpBekasi

#DiariIbuProfesional

#CeritaIbu

#CeritaKeluarga

#CeritaKita

Anda mungkin juga suka...

0 Komentar

  1. […] pernah membahas ini pada artikel Hadiah buat Teteh. Silakan dibaca kembali ya. […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *