Catatan Ringan

Fatih Senang Menumpahkan Air

Bismillah…

Apakabar, bunda? Alhamdulillah, pagi ini cerah, setelah sore kemarin Bekasi diguyur hujan.

Hari ini anak-anak kegiatan apa, bun? Apapun itu, selama membersamai anak-anak, akan selalu ada hikmah dan cerita seru ya.

Tokoh saya kali ini adalah Fatih, bayi laki-laki, usia 1 tahun 2 bulan. Fatih mulai senang bereksplorasi kesana kemari. Pastinya bunda tahu betapa menggemaskannya melihat bayi berjalan kesana kemari. Alhamdulillah.

Belakangan ini, Fatih suka menumpahkan air. Buat saya rasanyaaaa gimana gitu. Sepertinya ia senang dan menikmati aktivitas ini. Awalnya, minta minum. Ia akan menunjuk-nunjuk gelas. Setelah gelas diberikan, menarik saya untuk mengisi gelas di dispenser. Lalu ia meminumnya, sisa airnya pun ditumpahkan begitu saja ke lantai. Dengan muka memelas, berkata “yaahh… “, dan saya pun tersenyum. Mengambil kain pel, mengajaknya membersihkan air yang tumpah.

Sekali, dua kali, tiga kali… Eh, kok bolak balik menumpahkan air ya. Waduh. Akhirnya saya mengalihkannya minum di botol. Ternyata, sama saja. Air itu ditumpahkan juga. Bahkan kalau airnya tinggal sedikit dan cucurannya kecil, ia akan melempar botolnya. Astaghfirullah. Tadinya masih bisa tersenyum melihat aksinya, lama-lama mulai mengerutkan kening. Kan sayang air dibuang, bun. Kalau pakai air mentah, bahaya bila diminum. Sementara bila dilarang, Fatih akan menjerit marah. Dilematis ya.

Pernah berada pada situasi seperti ini, bun? Sharing dong cara mengatasinya.

Sebagai bunda yang sayang anaknya, akhirnya saya mencoba memahami kesenangan Fatih. Dan saya pun belajar beberapa hal berikut. Silahkan disimak dan ditunggu masukannya ya 😊

🍏 Perkembangan koordinasi motorik

Usia 1 tahun hingga 3 tahun merupakan masa-masa anak berkembang dengan pesat secara fisik. Demikian pula dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Ia senang meraba, menggenggam, merasakan butir pasir, malam, bulu halus. Dan senang melompat, berlari, berjalan hilir mudik tak peduli jatuh berkali-kali. Mereka merasakan ada sensasi baru pada tubuhnya. Tulang-tulang dan syarafnya berkembang pesat, menjalin kerja sama dengan pusat otak pula. Alhamdulillah, bersyukur bila anak tidak mengalami kekurangan sesuatu apapun ya, bun.

🍏 Masa Eksplorasi

Bayi selalu haus akan pengetahuan. Mereka selalu ingin tahu, ingin mencoba, ingin memegang, meraba, mengelus, menyebrangi, menaiki, semuanya deh. Dan mereka adalah pembelajar yang hebat, pantang menyerah. Jatuh, bangun lagi. Kepeleset, bangkit lagi. Kejedot, tak menyerah deh. Selama fase ini, tugas kita mengawasi jangan sampai mencoba hal yang membahayakan. Dan memfasilitasi dengan berbagai cara dan media untuk memperkaya pengetahuannya.

Jadi bunda, amankan dulu koleksi barang pecah belahnya. Beri pengaman pada colokan listrik yang mudah dijangkau anak, gunakan bantalan pintu dan berbagai hal yang berpotensi menghambat gerak-gerik anak.

🍏 Mainan yang Seru

Bun, coba perhatikan deh. Buat anak, semua hal bisa jadi mainan ya. Amazing banget bagaimana Alloh menciptakan kreativitas sebagai fitrah pada anak. Masyaa Alloh.

Sedotan, sendok, kursi, sendal, kaos, air, pasir, tanah, apapun selalu menarik bagi anak. Ada yang bisa berlama-lama pada satu mainan. Ada yang sekilas aja. Tergantung tingkat ketertarikan anak. Sebenarnya orangtua ga perlu repot ya? Yang membuat repot adalah mindset orangtua yang membatasi mainan hanya pada benda yang ada label ‘mainan’.

🍏 Cari Perhatian

Nah, yang terakhir, apakah perilaku yang ditampilkan anak sekedar mencari perhatian? Bila ini terjadi, kita perlu menggali latar belakangnya. Cemburu pada saudarakah? Menginginkan sesuatu tapi tidak terpenuhi? Atau hal lainnya?

Orangtua perlu ekstra kesabaran menghadapi perilaku anak yang mencari perhatian. Kuatkan dan yakinkan anak dengan perbanyak menghabiskan waktu bersama. Berikan pelukan lebih banyak. Yakinkan bahwa orangtuanya selalu menyayanginya.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan? Cekidot ya!

🍉 Keep Calm

Pertama, tetap tenang bila anak menumpahkan air, atau melemparkan mainan, atau apapun perilakunya yang tidak diharapkan. Sikap tenang memberikan pesan pada anak, bila perilakunya hal yang biasa. Sehingga ia tidak mengulanginya lagi. Atau sebaliknya, anak bisa saja menjadi trauma dan khawatir bila melakukan sesuatu akan memberikan dampak negatif padanya. Ia pun akan malas bereksplorasi dan menumpulkan rasa ingin tahunya.

🍉 Ajarkan Bertanggung Jawab

Saat anak melemparkan barang atau menumpahkan air, kita mengajaknya untuk membersihkan kembali. Tidak mungkin menyuruhnya ya, bun. Nah, dengan melibatkannya dalam kegiatan membersihkan atau merapikan kembali diharapkan akan memunculkan rasa tanggung jawab.

“Dek, kalau airnya tumpah, harus di lap hingga kering ya. Biar tidak licin”. Ajaklah berbicara, mereka memahaminya bila disampaikan dengan sederhana dan mudah.

🍉 Main Bersama

Ini yang seringkali malas dilakukan. Daripada kesel sendiri lantai basah. Lebih baik, ambil baskom, main di luar. Sediakan botol dan gelas untuk bermain air tumpah. Anak senang, kita pun tidak repot dengan kekacauan yang dibuat di dalam rumah.

Selain itu, dengan main bersama, anak akan merasa dihargai. Tumbuh percaya diri dan menciptakan kelekatan dengan orang tuanya.


Bagaimana, bun?

Saya tidak khawatir lagi bila Fatih membuat kekacauan di dalam rumah. Kita ambil sisi positifnya dan bersyukur memiliki anak-anak yang selalu memancing saya berpikir keras. 😀

Selamat bersenang-senang dengan buah hati tersayang 💖

#OdopNovemberChallenge
#TantanganRumlitIpBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *