Assalamu’alaikum
Apakabar, bunda? Semoga selalu dalam rahmat Alloh Ta’ala. Aamiin.
Sejak pagi hingga siang ini, matahari masih tertutup awan, sinarnya tampak redup. Tapi tak menggoyahkan hati saya untuk menjemur. Eaaa…. Apa hubungannya ya?
Kali ini saya mau bercerita tentang gelembung. Siapa yang tidak kenal gelembung? Yup, apalagi gelembung sabun ya. Dari kanak-kanak sampe dewasa, pasti pernah merasakan gelembung sabun ini. Kalau bukan dari mainan, gelembung juga ditemukan saat kita mandi, atau yang paling emak-emak tahu, gelembung sabun di cucian baju dan piring.
Anak saya sangat senang sekali bermain gelembung. Anak yang besar maupun yang kecil. Kalau ada yang membeli gelembung sabun, pasti langsung diriung anak-anak yang lain.
Gelembung yang melayang terbang ringan terbawa angin tampak indah, ya. Kita bisa melihat warna pelangi, pantulan dari sinar mentari. Ada yang senang membiarkan gelembung itu terbang tinggi. Ada juga yang tergelitik untuk menyentuhnya, lalu memecahkannya sebelum terbang tinggi.
Gelembung, membawa warna indah dan cekikik tawa anak-anak saya, bun. Indah dan menyenangkan, bukan?
Anyway, selain gelembung yang membawa warna dan tawa, ada pula kisah tentang living in the buble atau hidup di dalam gelembung. Ada yang pernah dengar?
Pastinya langsung terbayang, seseorang yang berada di dalam gelembung balon besar, melayang-layang, ya?
Living in the buble adalah sebuah ungkapan untuk orang yang hidup sendiri. Ia ada di sekitar kita, melihat kita, bersama-sama kita, namun ia “tak bersama” kita, mereka terpisah, memilih hidupnya dalam kesendirian meski ada di sekitar kita.
Living in the buble juga ungkapan yang diberikan pada mereka yang memiliki pandangan yang berbeda, pendapat yang tak biasa dan gaya hidup yang berbeda dengan yang lainnya.
Ungkapan tersebut bisa bermakna negatif ataupun positif tergantung cara pandang kita. Misalnya saja, berada di lingkungan yang tidak selaras dengan adab dan nilai agama seseorang. Maka secara naluriah, ia pun akan melindungi dirinya, membuat gelembung agar tidak terpengaruh dengan lingkungannya.
Pernahkan bunda menemukan seseorang yang seperti di atas? Ataukah bunda merasa seperti dalam gelembung seperti diatas?
Dalam gelembung ataupun di luar gelembung kita berada, bagi saya yang terpenting adalah menjadi khalifah Alloh yang rahmatan lil’alamin. Aamiin yaa robbal’alamiin.