Catatan Ringan

Mercu Suar

Alhamdulillah, hari ini Bekasi cerah yaaa…

Hari itu, saya mendengarkan ceramah Ustadz Syafiq Riza Basalamah tentang hak istri dan anak. Saya diingatkan pada hal yang sering abai. Saya tidak akan bercerita tentang hak istri, itu bagiannya paksu ya. Saya akan lebih fokus pada hak anak.

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Al-Qiyāmah : 36

Sebagai seorang ibu, saya akan dimintai pertanggungjawaban dalam membersamai anak yang diamanahi Alloh Ta’ala.

Dan sebagai istri, saya akan dimintai pertanggung jawaban perilaku terhadap suami.

Pertanggungjawaban ini salah satunya bagaimana kita berperilaku terhadap anak dan suami.

Saya sangat tersindir dengan pernyataan Ustadz Syafiq, kita baik terhadap orang lain, sementara terhadap anak sendiri kasar dan keras.

Ya Alloh, alibi saya bila ini dilakukan adalah semata dilakukan karena rasa cinta dan sayang terhadap mereka. Benarkah? Saya pun bertanya ke lubuk hati terdalam.

Sejatinya, tujuan yang baik dilakukan dengan cara yang baik juga, bukankah demikian, bun? Ah, saya merasa semakin penuh rasa bersalah.

Seringkali kita bisa bertoleransi dengan kesalahan yang dilakukan anak orang lain. Tapi begitu kesalahan yang sama dilakukan anak sendiri, betapa besarnya amarah yang terlontar. Dan apa yang kita lakukan mungkin saja diperhatikan anak kita. Dan mereka pun bertanya, kenapa sama saya marah, tapi kalau sama dia tidak, ma?

Ahhh, saya merasa tak sanggup menjawabnya. Hanya ingin memeluk anak-anak dan bisikan “maafkan bunda, ya”.

Saya pun teringat ucapan seorang teman, “Kita sering menjadi mercu suar dan lupa akan kemampuan sendiri”.

Nah, kan saya pun mencari tahu tentang si Mercu suar. Kalau bunda pastinya sudah tahu yah.

Menurut KBBI mercusuar adala

1 menara yang dibangun di pantai, pulau kecil di tengah laut, daerah berbatu karang, dan sebagainya, yang memancarkan sinar isyarat pada waktu malam hari untuk membantu navigasi; menara api; menara suar;

2 ki sesuatu yang dipakai untuk memperoleh nama dan untuk bergagah-gagah: proyek –;

Untuk bergagah-gagah–catat. Dalam konteks pembicaraan saya diatas, mercu suar ketika kita memperlakukan orang lain dengan lembut, tenang, sementara terhadap pasangan dan anak-anak, keras dan kasar. Kita ingin dipandang baik dihadapan orang lain. Eits, agak nyerempet ke riya, niy. Sedangkan kita melalaikan kewajiban terhadap anak dan pasangan. Istighfar.

Layakkah kita memperlakukan mereka demikian? Padahal saat kesusahan melanda, siapakah yang akan mendampingi kalau bukan pasangan dan anak-anak.

Semakin panjang menuliskannya, semakin berderai air mata saya. Saya tak sanggup, hanya ingin memeluk anak-anak. Mari kita mulai berubah, yuks! Perbanyak istigfar dan memperbaiki diri, semoga Alloh ampuni salah dan khilaf kami. Aamiin yaa robbal’alamiin.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *