Tahun lalu pada bulan itu, pohon mangga di rumah ibu mertua panen besar. Mangga berkarung-karung banyaknya sudah dibagikan ke sanak saudara dan tetangga di sekitar rumahnya. Namun, masih saja ada mangga. Entah dapat kiriman dari tetangga atau saudara juga. Masa itu, mangga harga jualnya murah. Ibu mertua merasa percuma bila dijual dengan harga murah, lebih baik dibagi-bagikan saja.
Ah, mangga masih banyak, tak habis juga. Sudah diolah berbagai macam. Kecuali dijadikan manisan mangga. Olahan ini hanya bapak mertua yang bisa melakukannya. Manisan mangga buatannya manis dan renyah, enak sekali. Sejak bapak mertua meninggal, tak ada lagi manisan mangga. Ibu mertua pun tak ingin membuatnya. Ia hanya ingin mengenang manisan mangga buatan bapak mertua.
Nah, satu-satunya anak yang merantau adalah suami. Mangga yang masih banyak itu ingin di kirimkan ke rumah kami, karena kami belum memungkinkan untuk pulang kampung. Setelah berhitung-hitung, biaya ongkos kirimnya sama saja bahkan lebih mahal dari harga mangga disini. Suami pun mengusulkan agar mangga dibagikan saja ke sekitar rumah. Tapi ibu mertua tak bergeming, ia ingin mangga dari pohonnya dicicipi oleh anak dan cucunya disini. Singkat kata, sampailah satu dus besar mangga ke rumah kami. Anak-anak senang sekali.
Kami merasakan mangga dari kampung memang berbeda. Ada rasa cinta, cinta seorang ibu pada anaknya dan cinta nenek pada cucu-cucunya.
Begitulah ibu mertua saya. Alhamdulillah, saya bersyukur sekali. Setiap pulang kampung, bawaan balik ke Bekasi selalu lebih banyak dari bawaan kami ke kampung. Ah, saya malu. Mereka selalu memberikan lebih.
Pada satu waktu, saya pernah merasa keberatan karena saya rasa terlalu banyak bawaan yang diberikan. Namun suami menjelaskan, mungkin hanya inilah yang membuat ibu mertua senang dan tenang melepas anak cucunya. Saya pun menerimanya. Ya, mungkin inilah bentuk kasih sayang mereka.
Setelah menjadi orang tua kita belajar lebih banyak menghargai orangtua sendiri, ya kan?
Kita bisa merasakan betapa susahnya perjuangan mereka membesarkan anak-anaknya, bahkan tak peduli apakah anaknya akan mengingatnya atau tidak.
Dan sebagai seorang anak, tugas kita hanya berbakti pada orangtua selama orangtua tidak memerintahkan hal yang melanggar agama.
Pada suatu waktu, ayah saya pernah mengirim sebuah pesan singkat pada saya. Isi pesan tersebut menceritakan sebuah keinginannya yang ingin diwujudkan. Saya pun ceritakan pada suami, suami pun langsung menyetujuinya.
Karena melibatkan banyak orang, saya pun mendiskusikan teknis pelaksanaannya dengan adik-adik. Ternyata adik saya tidak setuju. Ia merasa hanya membuang-buang uang dan tidak terlalu penting keinginan ayah saya itu.
Berbagai argumen dilontarkan. Saya pun hanya menjelaskan, kalau kamu sudah menjadi orangtua, kamu akan merasakan betapa sulitnya. Dan jika ini merupakan permintaan terakhir ayah, saya akan sangat menyesal bila tidak memenuhinya.
Ah, terkadang kita lupa akan kebahagiaan orangtua setelah kita menikah dan tinggal terpisah dari orangtua.
Jagalah orangtuamu, niscaya anak-anak akan menjagamu. (Ali radiallohu’anhu)
Ada hikmah saat kita membahagiakan kedua orangtua. Anak-anak akan belajar memperlakukan orang yang lebih tua. Suatu saat mereka akan meniru apa yang kita lakukan terhadap orangtua. Sungguh, kasih sayang orang tua tak berujung. Dengan tulus mereka menyayangi anaknya tanpa mengharapkan apakah anaknya akan membalasnya atau tidak.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa ketika seseorang meminta ijin untuk berjihad dengan meninggalkan orangtuanya dalam keadaan menangis, maka Rasulullah bersabda “kembali dan buatlah keduanya tertawa seperti engkau telah membuatnya menangis”. (Hadist riwayat Abu Dawud dan Nasa’i)
Jangan lupakan adab terhadap orangtua ya. Bila mereka masih hidup:
- Menaati mereka selama tidak mendurhakai Alloh Ta’ala
- Berbakti kepada keduanya
- Berbicara lembut dan merendah
- Menyediakan makanan untuk mereka
- Memberikan harta sesuai kebutuhan mereka
- Berbuat baik pada orang yang dicintai mereka
- Tidak mencela mereka atau membuat mereka dicela
Bila mereka telah meninggal dunia:
- Mendoakan keduanya
- Beristigfar untuk keduanya
- Menunaikan janji keduanya
- Menyambung tali silaturahim dengan kerabat keduanya
- Memuliakan teman keduanya
Semoga kita senantiasa dapat berbakti pada kedua orangtua. Aamiin.
Wallohu’alam bishowab.