Bekasi, 14 Februari 2019
Pagi yang cerah! Matahari bersinar terang penuh semangat. Sejak kemarin dua balita kami demam, turun naik kondisinya. Saya amati sepertinya gejala flu dan radang tenggorokan. Mereka susah menelan, batuk berdahak dan bersin-bersin. Teh jahe lemon dan madu sangat membantu menenangkan nyeri kepala. Meski belum Benar-benar pulih, tapi mereka sudah bermain-main.
Pagi hari seringkali menjadi waktu yang sangat sibuk dengan emosi campur aduk. Saya merasa masih mudah terpengaruh bila keadaan anak-anak kurang menyenangkan. Meski berulang kali berusaha mengingatkan diri agar tak terbawa emosi.
Dan yang paling sering membuat saya menangis sendiri adalah ketika keduanya minta perhatian. Sama-sama ingin dipeluk tapi tidak ingin bersamaan. Kontan saja, satu dipeluk, yang lain menjerit. Satu disimpan lalu menjerit saat yang lain dipeluk. Ahh… Ini seperti adegan di acara reality show bayi. Saya biasanya akan memprioritaskan yang lebih besar. Sejauh ini, bila ia dipenuhi keinginannya maka dengan mudah menuruti keinginan saya. Jadi bila pelukan sudah diperoleh, dilihatnya adik menangis, ia pun meminta saya memeluk adiknya juga. Lihatlah, tak ada marah berpanjangan. Begitulah anak-anak.
Saya tak bisa beranjak jauh dari mereka. Begitu sedikit meninggalkan kasur, langsung saja menangis dan merengek. Rasanya saya sangat tersanjung, menjadi seseorang yang paling mereka inginkan. Terharu menikmati momen ini.
Yah, ada positif negatifnya gitu deh. Kesulitan terbesar saya adalah ketika harus ke kamar mandi.. Seperti akan berangkat perang. Meski saya sudah memberikan penjelasan, tetap saja tangisan mewarnai aktivitas mandi saya. Hahaha… Entah sampai kapan,saya nikmati saja…
Mereka balita yang lucu. Dalam kondisi badan lemah, kepala pusing, keduanya tetap memberikan senyuman dan hiburan terbaik. Alhamdulillah.
maka nikmat Tuhan mu yang mana yang kau dustakan?