Sakit dari Alloh, Sehat dari Alloh
Demikian yang diucapkan Nadine sambil menemani adiknya yang sakit. Beberapa hari yang lalu, Fatih demam. Sebagai kakak, Nadine sering menemaninya di kasur. Mengajaknya becanda hingga tertawa terkekeh kekeh. Alhamdulillah.
Dan ucapan nadine di atas, seperti oase bagi lelahnya saya mengasuh fatih yang sakit. Pastinya setiap bunda merasakan betapa repotnya bila balita sakit. Begadang setiap malam, siang haripun tak bisa beristirahat karena anak rewel. Terkuras energi fisik dan emosi campur aduk. Betapa lelah yang panjang ingin segera tertunaikan.
Pada suatu titik terkadang saya bertanya, “kapan sembuhnya, dek? “.
Astagfirullah. Saya lupa, bila kesehatan dan sakit adalah pemberian Alloh Ta’ala. Bahwa sakit menjadi penggugur dosa. Dan bagi orangtua, anak yang sakit adalah ujian keimanan dan kesabaran atas takdir Ilahi.
Pada situasi seperti itu, saya hanya berdoa memohon petunjuk pada Alloh. Mohon diberikan jalan keluar atau tindakan yang harus dilakukan. Selain tak putus berdoa memohon kekuatan dan iktiar yang terbaik.
Pertama, memohon ampun pada Alloh Ta’ala.
Kedua, memohon petunjuk pengobatan
Ketiga, ikhtiar dengan cara syar’i
Selebihnya, bersyukur dan bersabar. Yup, bersyukur menguatkan saya melalui proses itu. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk ikut ujian naik kelas keimanan. Bersyukur, karena banyak anak-anak yang mengalami sakit dengan kondisi serba terbatas. Bersyukur, karena keluarga bersama-sama saling menguatkan. Bersyukur…. Dan masih banyak alasan lain untuk bersyukur.
Bersabar dengan berikhtiar adalah usaha manusiawi memenuhi takdir Ilahi. Dan proses mengambil hikmah menjadi nilai tambah dari kesabaran itu sendiri.
Bayangkan, dengan hal yang kecil saja kita sudah mengeluh. Kita lalai dengan nikmat Alloh bertahun-tahun diberi kesehatan ketika sakit mendera hanya sehari dua hari saja.
Mari kita belajar dari kisah para nabi Alloh yang mulia. Bagaimana kisah nabi Ayub Alaihissalam yang menderita sakit selama 18 tahun dan tetap bersabar dalam sakitnya. Hingga kemudian Alloh memberikan kesembuhan dan kesehatan padanya. Sesungguhnya kita bukan apa-apa.
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang.” (QS. Al Anbiyaa’: 83)
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang sabar dan bersyukur. Aamiin yaa robbal’alamiin.
Sumber: https://kisahmuslim.com/2553-kisah-nabi-ayyub-alaihis-salam.html