Pada suatu siang di hari kerja, ada pesan whatsapp dari suami.
Makan siang, yuk?
Saya kaget membacanya. Kami berjarak puluhan kilometer. Saya di rumah dan suami di kantor. Saya jawab dengan malu-malu.
Ah, ayah suka gituuu
Daannn…. Sekitar satu setengah jam kemudian, kami sudah berada di pusat perbelanjaan dekat rumah. Siang itu, kencan sambil makan siang bersama pujaan hati.
Kejutan seperti ini pernah terjadi beberapa kali.
Terus terang, waktu bercengkerama, berbagi cerita dengan suami terhitung sangat minim. Senin sampai jum’at, pagi hingga malam, suami bekerja di kantor dan saya bekerja di rumah. Sebagai ibu rumah tangga energi saya banyak terkuras, dan menjelang malam sudah lelah sekali. Saat suami pulang, tak ada waktu berduaan.
Rutinitas setiap hari seperti itu terkadang membuat saya merasa sendiri. Suamipun ternyata demikian. Awalnya, saya pikir hanya saya saja yang merasakan. Hingga pada suatu sore suami menelpon, mengungkapkan kerinduan hati yang terpendam dan meminta saya mengosongkan waktu untuknya. Ahh, saya pun terharu. Tak sadar airmata meleleh. Sayapun merasa hal yang sama, sayang.
Sebenarnya waktu couple time tidak selalu dilakukan di tempat yang mewah atau di luar rumah. Dengan kondisi memiliki 4 orang anak, kami harus bisa mengatur dengan sebijak dan seefektif mungkin.
Misalnya:
Saat anak-anak telah tidur, makan coklat dan kacang berdua, sambil ngobrol ngalor ngidul.
Pagi hari, berjalan berdua membeli sarapan sambil bergandengan tangan.
Sore hari, saat anak-anak main di luar, kami menyeruput kopi dan roti berdua.
Intinya, kualitas waktu saat berdua hanya tercurah untuk kita berdua. Tampak mudah? Memang. Tinggal niat dan usaha untuk mewujudkannya.
Kesempatan bersama yang hanya 15-30 menit itu menjadi energi yang besar untuk menjalankan roda rumah tangga. Saya bisa merasa pundak lebih ringan, dan langkah kaki suamipun lebih mantap. Alhamdulillah.
Jadi, sudah couple time hari ini? 💘💘💘