Catatan Ringan

Buku Yang Memberikan Insight [80 Inspirasi Productivity Hack Produktivitas Pribadi]

Sejak pandemi, kegiatan yang bersifat rutinitas otomatis berubah. Saya merasa dikejar-kejar waktu. Padahal waktu kan ga bisa mengejar kita, ya.

Saya merasa waktu berlalu demikian saja, tidak menghasilkan sesuatu karya yang membanggakan. Tiba-tiba pada satu titik saya berpikir, selama ini saya merasa sibuk, tapi kenapa tak sebanding dengan pencapaian yang harus diperoleh. Bahkan beberapa molor dari rencana. Seringkali berada pada injury time. Lalu kemanakah diri ini menghabiskan setiap detik yang berlalu?

Menjadi ibu rumah tangga dan mengisi me time dengan berkomunitas harusnya memberikan banyak kelonggaran bagi saya. Ah, saya merasa malu. Bergerak dari segala kegelisahan itu, saya pun mencari berbagai referensi untuk meningkatkan produktivitas diri. Alhamdulillah saya menemukan buku 80 Inspirasi Productivity Hack Produktivitas Pribadi karya Darmawan Aji di Ipusnas.

Seperti judulnya, buku ini memberikan 80 inspirasi terkait produktivitas. Bahasanya begitu sederhana dengan berbagai contoh dan analogi yang mudah saya cerna. Terus terang, kalau bahasanya njlimet, membuat dahi berkerung dalam, saya tidak akan meneruskan membacanya. Saat ini, yang saya butuhkan buku yang ringan dan berdaging. Hehe… Suasana pikiran bak benang kusut, harus segera dibenahi.

Dan, setiap bagian bab di buku ini membuat yang ter-ohh dan ter-aha. Selain itu, membangkitkan semangat saya untuk menjalankan perubahan.

Sejak bab pertama saya merasa tertohok dengan bahasannya. Bagaimana tidak, waktu saya habis terbuang untuk mengecek media sosial, pergi dari satu platform media sosial ke media sosial lain. Dan di akhir malam, saya mengerjakan tugas yang menumpuk. Entah pekerjaan domestik atau tugas di komunitas. Dan tiap malam pula, saya berpikir, kemana waktu 24 jam saya yang tadi.

Seringkali alasan membersamai anak-anak menjadi tameng saya. Saya pun mulai berhitung, seberapa lama saya menghabiskan waktu bersama mereka dan pencapaian apa yang saya peroleh. Ternyata jawabannya nol. Tersentak dengan kejujuran diri. Saya sungguh orang yang merugi.

Dan di bab pertama buku ini, saya langsung menata waktu daring, mengorganisasi kembali setiap kegiatan. Saya melakukan sortir ketat pada media sosial yang akan saya jelajahi.

Beberapa hal yang saya garis bawahi dari buku ini adalah tentang presence dan self awareness.

Presence atau bisa disebut juga keberadaan, kehadiran memunculkan kebahagiaan. Bukankah sebenarnya kita telah melakukan berbagai aktivitas. Tapi merasa tak melakukannya, maksudnya tak merasa menikmati momen yang dijalaninya. Sedih ya. Pernah ga seperti ini? Kalau sedang makan siang, pikiran jalan-jalan. Pas makan malam, lupa tadi menu makan siang yang disantap. Atau menemani anak bermain sementara kita memikirkan tentang resep makanan atau rencana hangout. Nah, ini membuat kita tidak bisa menikmati setiap waktu yang berlalu. Parahnya jadi bikin unhappy, merasa buang waktu sia-sia. Yuk, kembali kita memanfaatkan waktu dengan kehadiran kita di setiap masanya.

Kalau self awareness berkaitan dengan kesadaran akan diri sendiri. Kemampuan memahami diri sendiri, peran diri, passion, kelebihan dan kekuatan diri. Dengan self awareness ini akan mengarahkan kita pada tujuan yang ingin dicapai dalam hidup, dan usaha untuk mencapainya. Jadi tidak mengawang-awang saja. Begitu kurang lebih pemahaman saya.

Dari buku ini masih banyak PR kekusutan pikiran yang perlu saya benahi. Bismillah, perlahan-lahan saya coba benahi. Bukan hanya untuk kebaikan saya sendiri, tapi juga sebagai tanggung jawab saya terhadap anak-anak. Semoga bisa menularkan pola berpikir, cara kerja yang produktif.

Demi Masa

Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian

Kecuali mereka yang beriman dan saling menasehati di jalan yang benar

Anda mungkin juga suka...

1 Komentar

  1. Inggil menulis:

    ..hiks… berasa diingetin. Makasih banyak review buku nya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *