Perkembangan penggunaan internet semakin besar semenjak pandemi melanda. Kegiatan sekolah yang tadinya sebagian besar dilakukan secara tatap muka, berada di lingkungan sekolah, kini dilakukan melalui internet, secara daring. Pada awalnya, penggunaan internet pada anak-anak sekolah terbatas pada kepentingan sekolah. Namun berkembang menjadi kepentingan untuk menghabiskan masa luang selama anak-anak di rumah aja. Cara pintas untuk menghabiskan waktu yang kadang kala “dianggap” tidak mengganggu orang tua. Masih banyak pendapat orang tua yang membiarkan anak menggunakan internet agar orang tua terbebas dari rengekan anak.
Transformasi digital saat ini tidak hanya terbatas pada media komunikasi, belajar, dan entertainment tapi bagaimana kita berperilaku,
Anak-anak pun lebih lihai dan cepat mempelajari berbagai fitur yang disediakan smartphone sebagai media akses internet. Dan mereka duduk tenang, berlama-lama, tanpa disadari ayah bunda merasa baik-baik saja. Padahal, ketika mereka memasuki ruang internet, berbagai ancaman fisik, psikis dan neurologis pun menghadang. Para ahli dari berbagai bidang keilmuan tersebut telah banyak membahasnya.
Baiklah, saya hanya akan menceritakan kembali apa yang saya temukan tentang kecanduan internet, atau internet addiction ini. Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa media bacaan yang saya peroleh.
Masalah
Beberapa tahun belakangan ini, harapan orang tua agar anak-anaknya mahir dalam penggunaan teknologi digital semakin meningkat. Orang tua mengharapkan anak bisa mandiri menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Alasan lainnya. Orang tua berpikir kehidupan anak di masa mendatang akan sangat bersinggungan dengan teknologi digital ini.
Di sisi lain, orang tua merasa anaknya semakin kuat terhubung dengan dunia maya daripada dunia nyata saat ini. Para remaja ini kurang dalam berinteraksi dengan keluarga, jarang bergaul dengan teman-temannya, tidak berolah raga, pendidikan akademik terhambat, dan waktu tidur pun kurang.
Sementara itu, anak-anak melihat orangtuanya terhubung dengan internet 24/7. Anak-anak melihat orang tua membawa gawainya ke meja makan, membuka laptop sejak pagi hari, bahkan menjelang tidur pun orang tua masih berkutat dengan gawainya. Nah, anak merasa mereka menggunakan standar yang berbeda. Kenapa ayah bunda boleh menggunakan gawai atau mangakses internet tanpa batas, sementara mereka dibatasi? Pernahkah ayah bunda mendapat keluhan seperti ini? Pada beberapa orang tua bahkan melakukan kontrol ketat terhadap gawai anak-anaknya? Lalu…lalu…salah orang tua dong? Sebenarnya anak-anak bisa mengalami adiksi internet ga siy? atau ini hanya kekhawatiran orang tua saja yang berlebihan?
Remaja dapat mengalami masalah dalam menggunakan media internet, Kenapa? Karena meraka begitu mudah mengadopsi teknologi dan begitu antusias bila berkaitan dengan teknologi. Kemampuan ini belum dibarengi dengan kemampuan kontrol impuls, kontrol diri dan kemampuan futuristik yang terbatas. Akibatnya muncullah berbagai masalah dalam penggunaan internet ini. Etapi tapi…ternyata tanda-tanda awal terjadi masalah ini seringkali tidak kita sadari, loh. Sampai akhirnya sang remaja mengalami gangguan yang parah seperti disfungsi fisik, psikis atau sosial.
Pengaruh Internet
Pengaruh Positif
Yuk, kita buat daftar apa pengaruh positif adanya internet. Bantu lengkapi yo!
- Menambah wawasan dan pengetahuan. Iya banget ini, cukup sekali klik dan dunia tanpa batas akan terpampang di layar gawai atau komputer. Pengetahuan apapun mudah diakses, dibaca, dan disebarluaskan. Mulai dari resep cilok sampe bagaimana membuat energi surya. Sebutkan apa yang kamu mau, cek di internet.
- Akses belajar dengan para master. Yes, kita bisa langsung terhubung dengan para master di bidang keahlian masing-masing. Wow, menarik banget kan? Dan mereka begitu baik hati bersedia berbagi ilmu dengan siapapun. Ahh.. kamu bisa jadi apapun yang kamu mau. Iya ga?
- Ide ide yang bisa kita ATM (Amati Tiru Modifikasi) bertebaran dimana-mana. Tak ada istilah kehabisan ide, Just one click. Ide jualan, ide desain, ide menu harian, ide game seru, buku bacaan, apa aja ada. Apa sudah kamu manfaatkan?
- Nara hubung lintas generasi, lintas region, lintas negara, lintas benua. Ah, seperti dunia yang dilipat. Kita bisa berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain, menjelajah dunia melalui dunia maya. Masyaa Alloh. Merugi ya, kalau tidak dimanfaatkan
- Yuk, bantu saya memasukkan dalam daftar ini
Pengaruh Negatif
Apa aja pengaruh negatif internet pada remaja? Disini pun kamu bisa bantu saya melengkapinya!
- Individualis, soliter. Kenapa? karena kalau waktu kita lebih banyak dihabiskan di depan layar, itu membuat kamu tidak tahu dan lama-lama tidak mau tahu keadaan sekitar di dunia nyata. Kita akan terbuai dengan kenyamanan dunia maya. Sementara ini tidak terasa mengganggu, lama-lama akan mengganggu orang sekitar juga. Ingat loh, masa remaja adalah masanya membangun relasi sosial dan membentuk identitas diri. Bagaimanapun kita tidak bisa menggantikan interaksi dunia nyata dengan dunia maya. Akan ada perilaku, bahasa tubuh, bahasa isyarat yang hanya bisa dilatih luas di dunia nyata. Dan ini membentuk kematangan sosial seseorang.
- Remaja adalah masa dimana perkembangan otak sangat pesat. Otak kita dapat memangkas ‘jalur’ di otak sesuai kebiasaan penggunaannya dan akan memperkuat ‘jalur’ kebiasaan tersebut. Artinya, kebiasaan di masa remaja dapat benar-benar mengubah otak kita, termasuk cara penyelesaian masalah, kemampuan logika berpikir dan lainnya.
- Pornografi, agresivitas dan perilaku negatif dapat mudah diadopsi melalui internet. Apalagi bila internet tanpa pengawasan orang tua. Remaja dapat dengan mudah mengakses situs dengan tema pornografi dan agresi.
- Adiksi internet. Nah ini yang akan jadi bahasan utama kita. Adiksi internet ini kembarannya adiksi teknologi. Para ahli memasukkan adiksi internet dalam gangguan perilaku. Apa saja gejala dan tanda-tandanya? Kita akan bahas dibawah, ya!
Apa itu internet addiction?
Adiksi internet secara konseptual merupakan gangguan spektrum impulsif – kompulsif, meliputi penggunaan komputer online dan offline dan terdiri dari 3 subtipe: main game yang tidak terkontrol, preokupasi seksual dan email/ text messaging. Ketiganya mempunyai 4 komponen : (1) penggunaan yang tidak terkontrol, sering dihubungkan dengan hilangnya kontrol waktu, (2) withdrawal, termasuk perasaan marah, tegang dan/atau depresi bila tidak mengakses komputer, (3) tolerance, termasuk kebutuhan untuk peralatan computer yang lebih canggih, software yang lebih banyak, atau membutuhkan waktu lebih banyak untuk main komputer, (4) perilaku negatif, termasuk suka membantah, berbohong, prestasi yang buruk, isolasi sosial, dan kelelahan (Widyawati, 2010).
Tanda dan Gejala
- Kurang memperhatikan kebersihan
- Penurunan minat pada aktivitas offline
- Iritabilitas atau frustrasi ketika dipaksa untuk berhenti atau memutuskan hubungan internet
- Keasyikan dengan pengalaman online, bahkan saat offline pun memikirkan pengalamannya di dunia maya dan merancang masa depan dari dunia maya
Setelah kita berkenalan dengan internet addiction akan lebih mudah untuk menghindari bahkan tidak melakukannya. Tapi bagaimana mengajak remaja agar tidak melakukannya? Beberapa ide yang terlintas tentang hal ini, bisa dilihat di bagaimana keluarga mengajak remaja bijak menggunakan internet.
Keluarga? yap. karena keluarga adalah lingkungan terdekat dengan remaja. Keluarga di sana ada komunikasi dan tentu saja kasih sayang dari setiap anggota keluarga untuk melindungi, mengayomi satu sama lain. Menurut kamu gimana?
[…] masalah secara mendalam tentang masalah kecanduan internet ini saya jabarkan dalam internet addiction pada remaja. Silakan dibaca dan dikomentari […]