photo of people doing handshakes
Bunda Salihah Ibu Profesional Institut Ibu Profesional

Memahami Masalah Bersama Tim Rumah Bijak Digital

Hai, hai, masih setia menyimak cerita pembelajaran kami di kelas Ibu Pembaharu? Ada keseruan apa aja siy di Ibu Pembaharu? Silakan cek in ke ibu pembaharu ya!

Pekan ini, kami masih berupaya mendalami masalah. Bedanya, kami akan menjadikan masalah pribadi menjadi masalah tim. Yup, karenanya kita perlu menyelami masalah semakin dalam. Bagaimana caranya? Ada beberapa tahapan yang kami lakukan untuk menyelami masalah semakin dalam. Eits… sebentar sebelum kesana, kami membahas tentang Golden Rules dalam tim, agar no baper dan tim berjalan sebagai mana yang diharapkan. So, kami kesebelas mamak yang kumpul bersama dengan niat suci. Eaaa…

Meski agak terlambat, tapi better late than never yak. Inilah Golden Rules kami.

Golden Rules

  1. Mengikuti diskusi dalam tim. Bila tidak respon, tak ada kabar, dalam 2×24 jam dianggap mengundurkan diri (menghindari delayer)
  2. Dalam waktu 7×24 jam atau pada keadaan khusus ijin tidak bisa mengikuti diskusi, maka bersedia menerima keputusan diskusi tim yg ditetapkan pada masa tersebut (menghindari delayer)
  3. Komitmen menjalankan tugas dan peran, segera komunikasikan masalah yg dihadapi dalam diskusi tim.

Tidak banyak tidak juga kurang, bagi kami ini cukup dapat kami jalankan sebagai tim. Bismillah semoga ini membuat kami mampu berkomitmen dan semangat bekerja sama.

STARBURSTING

Proses pendalaman masalah dilakukan dengan starbursting. Starbursting ini merupakan salah satu cara untuk menggali masalah lebih dalam dengan berpedoman pada 5W 1H yaitu (What, When, Where, Who, Why dan How). Alhamdulillah terkumpulah banyak sekali pertanyaan, Masya Alloh. Saya sertakan starbursting kami dalam bentuk dokumen ya. Silakan bisa teman-teman lihat di pranala dibawah ini.

Buanyak ya pertanyaannya. Dan banyak juga jawabannya. Semakin merasa menjiwai dengan masalahnya kah? Apa saya sudah merasa ini menjadi bagian dari misi hidup? Yang jelas masalah ini menjadi bagian dari hal yang saya pikirkan. Dan masalah menjadi terasa dekat sekali. Begitulah dia menghantui saya. Apalagi saat saya memandangi anak-anak di rumah. Penggunaan gawai ini menjadi meresahkan. Meski saya dan suami sudah berusaha keras untuk meminimalisasi pengaruh negatifnya dan mengarahkan anak-anak pada kegiatan yang positif.

Survey

Survey menjadi salah satu cara kami memahami masalah dari sudut lain. Dalam hal ini merupakan bagian usaha kami memandang masalah secara menyeluruh 360 derajat. Survey kami buat untuk para ayah bunda dan untuk anak-anak. Dengan demikian, kami berharap bisa mengidentifikasi masalah dari kedua sudut pandang tersebut. Hasilnya? Cekidot ya!

Dari 101 responden orangtua memilih youtube sebagai aplikasi yang sering di akses anak
Responden Orang tua menyatakan ada perubahan tingkah laku pada anak setelah menggunakan perangkat digital

Referensi Para Ahli

Usaha lain untuk mendalami masalah adalah dengan membaca literatur atau tulisan atau mendengarkan rekaman webinar para ahli. Berikut beberapa tulisan para ahli yang saya selami:

  • Psikolog, Hilman Al Madani
  • Dokter Neurologi, dr. Amir Zuhdi
  • Bahan bacaan dan tontonan
  1. https://www.who.int/news/item/13-09-2018-public-health-implications-of-excessive-use-of-the-internet-and-other-communication-and-gaming-platforms
  2. https://www.who.int/news-room/q-a-detail/addictive-behaviours-gaming-disorder
  3. https://www.kemkes.go.id/article/view/18062500003/ministry-of-health-game-addiction-is-behavior-disorder.html
  4. https://youtu.be/SXLlxNgIu7w
  5. https://bssn.go.id/waspada-dampak-buruk-gadget-pada-anak/
  6. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191021132303-255-441482/belajar-dari-korsel-cara-mengatasi-kecanduan-gadget-remaja
  7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6449671/

Mengambil Bagian Solusi Dalam SDG’s

Awalnya merasa tidak percaya diri, masalah kami begitu receh. Ternyata, setelah menelusuri lebih dalam. Kami bisa menjadi bagian dari masalah dunia. Tapi tak hanya samapai disitu, kami berencana menjadi bagian dari solusi bagi masalah dunia. Masyaa Alloh. Bismillah…

SDG’s? Emak-emak bicara SDG’s untuk apa?

Karena kami ingin menjadi bagian dari solusi dunia. Selaras dengan tagline Ibu Pembaharu, dari rumah untuk dunia. Masyaa Alloh. Trus, gimana caranya?

SDG’s (Sustainable Development Goals)

Baiklah… pertama kami menentukan dulu, ada di poin berapa dari 17 poin SDG? Setelah melakukan diskusi panjang lebar, kami rasa, problem statement kami penggunaan gawai yang kurang bijak pada anak pre aqil baligh, bisa masuk pada poin 3 terutama kesehatan mental, poin 4 pendidikan, terutama pendidikan karakter dan adab, dan poin 5 bila dilihat dari sudut pandang kami para perempuan, ibu yang bekerja di ranah domestik dan publik yang menggerakkan keluarga terutama anak untuk bijak penggunaan perangkat digital. Dan diskusi pun bergulir, hingga kami fokuskan pada poin ke-4, pendidikan. Bismillah.

Apa sudah selesai? Belum dong. Diskusi masih berlanjut dengan problem statement tim yang kami rasa perlu dimatangkan kembali. Dan inilah problem statement kami.

Penggunaan Perangkat Digital (HP, PC, Televisi) yang tidak sesuai standar kebutuhan screen time pada anak Pre Aqil Baligh, memberi berbagai dampak negatif. Selayaknya orangtua dan anak lebih bijak agar memperoleh manfaat dari perangkat digital

rumah bijak digital

Finally, inilah problem statement kita. Masyaa Alloh, perjalanan masih panjang. Apa yang kami lakukan belum ada apa-apanya. Tapi kami yakin, bisa melaluinya hingga mencapai tujuan. Aamiin.

Apakah kamu punya masalah yang sama dengan kami, yuks urun pendapat dan solusi!

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *