Hai, jumpa lagi di sini. Kali ini, saya akan membawakan serial cerita Road To Konferensi Ibu Pembaharu. Wah, apalagi tuh? Konferensi Ibu Pembaharu (KIP)? Ada apa di sana? Apa yang dilakukan di KIP? Siapa aja yang bisa ikut KIP? Wah, pastinya jadi banyak pertanyaan di hati ya. Wait, kita akan menuju ke sana.
Sebelumnya, apa itu Ibu Pembaharu?
Ibu adalah perempuan, sudah bersuami atau bisa juga panggilan untuk perempuan yang belum bersuami. Bisa siapa saja, kamu yang sudah menikah, belum menikah, alias singlelillah, single parent, bahkan kamu yang sudah memiliki cucu. Ibu adalah kamu yang saat ini bekerja di ranah publik ataupun domestik. Nah, itu pasti kamu, kamu dan kamu, kan? Yup, sama seperti saya, kamu pun Ibu. Wah, luas ya! Iya dong! Tak terbatas pada kamu yang melahirkan dengan normal atau SC. Tidak juga terbatas pada kamu yang masih berusaha belajar di pendidikan rendah atau yang sudah bergelar pendidikan tinggi. Kamu tetaplah IBU.
Pembaharu itu apa? Kok kayaknya familiar ya. Dalam bahasa kerennya adalah Changemaker. Ooo… pasti langsung faham ya. Pembaharu biasa diartikan sebagai seseorang yang membawa pembaharuan. Atau disebuk juga sebagai pembuka, pionir, pemimpin. Wah, berat ini. Apa hubungannya dengan Ibu? Ibu kan sehari-hari hanya mengurus anak dan suami, paling jauh melakukan tugas publik, Mainnya juga sekitar sekolah anak, lingkungan RT.
Nah, ini pemikiran jaman old, ya! Padahal sejak dahulu kala, pepatah anonim mengatakan, seorang Ibu adalah tiang di rumahnya. Bayangkan bila sebuah rumah tanpa tiang? Apalagi tanpa tiang yang kokoh? Aha! Saya kok baru sadar! Ayo siapa lagi yang baru sadar? Ibu peranmu sungguhlah mulia. Mari kita muliakan amanah yang telah Alloh Ta’ala berikan pada kita.
Tapi bagaimana? Hidup seorang ibu itu walaupun mainnya di rumah aja, tapi memusingkan dan penuh dengan masalah. Rasanya setiap waktu, ada saja masalahnya. Bahkan, belum tuntas satu masalah, sudah ada masalah baru.
Tenang, kamu tak sendiri Ibu. Saya pun merasakan hal yang sama. Bahkan Ibu tetangga sebelah rumah, Ibu di kota sebelah pun dan banyak Ibu yang memiliki masalah yang sama dengan yang kita alami. Siapa yang setuju?
Ibu mari kita belajar berteman dengan masalah. Kenapa? karena kalau ga temenan, ga ketemuan. Hihihi. Serius?
Mari kita mengubah sudut pandang sedikit saja. Konon para ilmuwan berpendapat, kita bisa menemukan solusi dengan mengubah mindset. Ga percaya? Kita coba bersama yuk? Bagaimana kalau kita mengubah dari hal yang sederhana? Mulai dengan mengubah kata masalah menjadi tantangan! Wow! Ada bedanya ga? Ada dong! Ada sebuah energi yang mendorong untuk menyelesaikannya. Ada sebuah usaha yang mendorong untuk menemukan solusi. Ya kan? kan? Kan?
Nah, solusi apa yang Ibu temukan tidak dipandang dari kecil atau besar. Solusi itu merupakan solusi untuk banyak Ibu yang lain. Wahhh! Mulai tercerahkan? Alhamdulillah. Baiklah, kita sebarkan solusi tadi, yuk! Agar Ibu yang lain merasa bahagia seperti halnya kita yang bahagia menjawab tantangan.
Dan Selamat!!! Kamu sudah menjadi Ibu Pembaharu!!! Yeah, karena demikianlah sosok Ibu Pembaharu.
Ibu Pembaharu adalah sosok ibu yang mampu menemukan
masalahnya dan mengubahnya menjadi sebuah tantangan hidup,
sehingga bisa menciptakan solusi untuk masalah tersebut.
Aku, Kamu, Dia bisa menjadi Ibu Pembaharu. Sesederhana itu kan? Yup!
Kalau begitu? Semua Ibu bisa jadi Ibu Pembaharu? Yes, cause Everymom Is A Changemaker
Lihatlah dirimu, Ibu. Ada secercah sinar terang di sana. Betapa besar karunia Ilahi atas dirimu. Kita bisa menghadapi tantangan yang ada di hadapan. Yuks, bergabung bersama menjadi Ibu pembaharu.
Oh iya, saya tak mungkin melakukannya sendiri, kan? Kita memerlukan teman beriringan berjalan bersama, membutuhkan sebuah komunitas untuk bergerak bersama. Setuju atau setuju? Untuk itu, kita memerlukan komunitas yang mendukung peran Ibu sebagai Ibu Pembaharu. Mau tahu? Saya lanjutkan ceritanya di post berikutnya, ya. Tetap disini!
