Hai, hai, hai… sekian pekan tak berjumpa. Kita kembali dengan membahas materi #7 tentang Social Impact atau Dampak Sosial. Sesungguhnya perlu effort untuk memulai belajar materi #7 ini. Saya mulai merasa jenuh dan tim pun tampak sepi. Sedih. Saya berusaha menaikkan semangat, mencoba mencari alasan awal adanya tim ini. Alhamdulillah, sedikit ngobrol dengan teman-teman ternyata menularkan semangat positif. Saya pun mengumpulkan kembali semangat yang berserak. Ternyata benar yang diucapkan Ibu Septi. Leader harus selalu bersemangat dan berenergi agar tim pun bergerak. Dengan basmalah semoga ke depan makin lebih baik.
Kita lanjutkan tentang Social Impact ya. Social Impact sebelumnya pernah saya baca di beberapa media online tentang perusahaan yang melakukan CSR dan start up seperti Bukalapak. Mereka mengemukakan tentang misi perusahaannya untuk menciptakan social impact. Jadi, apakah social impact itu?
Social Impact adalah dampak positif yang diperoleh atau dirasakan sekelompok orang atau masyarakat akibat sebuah aksi atau kegiatan tertentu
Ternyata luas ya. Social Impact bisa meliputi berbagai aspek. Bisa aspek finansial/ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan banyak lagi. Para filantropis atau perusahaan biasanya menggunakan SDG’s untuk sebagai indicator social impact. Aksi yang dilakukan menjadi bagian bagi solusi dunia.
Apa siy alasan kita melakukan social impact? Jawaban simpelnya adalah, karena kita, Rubi Digi tak ingin berpangku tangan menyerahkan masalah yang ada di hadapan kepada negara. Tanpa menunggu menjadi sebuah organisasi besar, kita bisa melakukannya dan memulainya sendiri. Yuk, simak cerita Rumah Bijak Digital tentang Apresiaksi ini.
Social impact yang baik akan bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas, melihat pencapaian dan hal yang belum dicapai, dan bahkan dapat menjadi penyemangat untuk tetap bergerak. Lalu bagaimana mengukurnya? Kita dapat menyandarkan pada hal berikut :
- Siapa saja yang merasakan dampak dari aksi?
- Berapa banyak orang yang terdampak dari aksi?
- Bagaimana mereka memperoleh dampak positif dari aksi kita?
Theory Of Change
Selanjutnya untuk membuat rencana, monitoring dan evaluasi lebih mudah kita akan menggunakan Theory Of Change. Theory Of Change ini dapat digunakan sebagai kerangka kemana arah langkah sebuah program atau kegiatan. Dengan ini, sebuah tim akan fokus memikirkan proses melakukan kegiatan dan bagaimana melakukannya. Bagi saya pribadi, ini merupakan langkah visual untuk mencapai tujuan suatu kegiatan atau aksi. Dan dalam membuat Theory Of Change dapat menggunakan metode forward mapping atau backward mapping.
Theory Of Change yang dibuat tim Rumah Bijak Digital menggunakan metode backward mapping.
Pada backward mapping kita memulainya dengan memetakan situasi atau masalah yang ada. Situasi yang dihadapi Rumah Bijak Digital tampak dalam problem statement dan penyebabnya seperti yang kami sampaikan di materi-materi sebelumnya. Selanjutnya adalah membuat kerangka hasil. Dimulai dari impact, outcomes, output, input. Dalam menetapkannya kami menggunakan cara berpikir if then. Di sini kita melihat bahwa satu hasil/kegiatan akan dapat mengikuti hasil selanjutnya.
Wow, bagi saya pribadi. Dengan theory of change ini kami bisa melihat big picture aksi yang kami lakukan. Dan tentu saja akan lebih mudah melakukan monitoring dan evaluasinya. Meski awalnya tampak sulit dan perlu ekstra berpikir, saya senang melakukannya. Saya pikir ini menjadi bagian mencintai masalah dan mencari solusinya. Yuk, lanjuutttss.
Logic Model
Selanjutnya kita membuat logic model. Apa itu logic model. Seperti yang disampaikan Montano secara umum logic model adalah sebuah proses atau alat untuk memahami secara visual dan memperjelas hubungan antara tindakan dan hasil yang diharapkan dari sebuah aksi atau kegiatan. Logic model digunakan di lembaga non profit maupun di pemerintahan sebagai alat dalam perencanaan program, melakukan evaluasi, dan secara eksplisit menunjukkan langkah-langkah yang menghubungkan kegiatan atau aksi dengan outcome atau impact yang diharapkan. Sifatnya tentu saja dinamis dan dapat diperbaharui sesuai kebutukan kegiatan atau aksi. Misalnya bila ditemukan ternyata dampak yang diharapkan tidak muncul.
Lalu apa manfaatnya bagi Tim Rumah Bijak Digital?
- membuat sebuah pemahaman aksi yang kami lakukan menjadi lebih eksplisit.
- menghubungkan aksi yang dilakukan dengan sumber daya yang kami dibutuhkan dan aktivitas yang dapat dilakukan
- memudahkan dalam evaluasi impact dan outcomes.
- mengetahui peningkatan yang harus dilakukan dalam perencanaan, desain kegiatan, dan manajemen.
- menyamakan persepsi dengan tim member.
Saya mencoba 2 bentuk logic model. Logic model (1) lebih sederhana dari pada logic model (2).
Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengisi logic model.
Input
Input adalah sumber daya yang dimiliki, yang diinvestasikan. Seperti dana, staf, ruang kerja, anggota tim yang berpengalaman, audiens, komunitas aksi dilakukan, dsb. Dengan mendata input kita juga mengetahui skala waktu yang dibutuhkan bila sumber daya belum tersedia.
Activity
Activity adalah tindakan spesifik dari sebuah kegiatan. Bisa berupa event, workshop, tantangan, dsb. Aktivitas bertujuan dan dirancang untuk menghasilkan perubahan. Kita bisa menghubungkan aktivitas dengan outcomes atau impact yang ingin dicapai.
Output
Output adalah produk langsung dari kegiatan, biasanya dapat diukur dengan cara tertentu. Misalnya jumlah peserta atau pemirsa yang mengikuti aksi. Termasuk juga jumlah pengunjung blog, atau jangkauan sebuah media sosial. Output berbeda dengan Outcomes. Outcomes adalah perubahan yang diinginkan dari peserta. Seperti keahlian yang dicapai atau kesadaran yang terjadi. Dan dapat dianalisa lebih dalam dengan survey atau kuisioner.
Outcomes
Outcomes adalah perubahan yang akan dibuat oleh peserta kegiatan/aksi. Bisa saja memiliki dampak yang bersifat jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dengan mengarahkan perubahan yang diharapkan, maka akan merujuk pada impact yang ingin dicapai.
Impact
Impact merupakan big picture yang kita harapkan. Impact merupakan dampak akhir yang ingin dicapai dan dapat terjadi seiring berjalannya waktu. Bisa dalam waktu dekat atau waktu yang panjang, hal ini dipengaruhi juga dari kompleksitas kegiatan.
Bagaimana? Bagaimana logic model Tim Rumah Bijak Digital? Silakan dilihat pada gambar di atas.
Test fast, fail fast, adjust fast
Tom Peters
Risk Management
Risk Management atau manajemen resiko adalah proses mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan rintangan yang dapat mengancam keberlangsungan sebuah organisasi atau kegiatan. Resiko ini bisa dari berbagai sumber, seperti ketidakpastian pendanaan, hambatan dalam teknologi, kurangnya sumber daya, kondisi demografi sebuah wilayah, dan lain sebagainya. Kegiatan manajemen resiko penting dilakukan terutama dalam penggunaan teknologi yang makin meluas. Bagi Tim Rumah Bijak Digital resiko manajemen merupakan upaya kami mengantisipasi rintangan yang terjadi di masa depan. Resiko tersebut berasal dari tim, ketersediaan materi maupun hambatan teknologi karena kegiatan kami sebagian besar dilakukan secara online.
Program manajemen resiko tentunya harus beriringan dengan strategi organisasi. Ada beberapa langkah yang umum dilakukan dalam risk management yaitu :
Identifikasi resiko (Risk Identification)
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada organisasi atau program. Tujuannya untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh organisasi dalam berbagai aspek seperti sosial, produk/jasa, dan teknologi yang ada.
Pengukuran resiko (Risk Assessment)
Selanjutnya dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan upayanmengerahkan kemampuan anggota tim untuk memberikan penilaian terhadap risiko-risiko yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada prioritas yang tepat.
Respon terhadap resiko (Risk Response)
Selanjutnya adalah risk response. Langkah ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah-langkah pengelolaan risiko. . Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
- Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat menyebabkan risiko terjadi
- Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau keduanya, biasanya melalui pengandalian pada bagian tertentu dalam perusahaan
- Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko pada pihak lain
- Acceptence, Menerima risiko tersebut terjadi dan mencari cara untuk mengatasinya
- Mitigate, Mengurangi dampak resiko
Impelementasi atau strategi mengatasi resiko
Melaksanakan metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau menanggulangi dampak dari setiap risiko yang ada.
Stop Continue Start
Stop Continue Start adalah salah satu kerangka kerja yang digunakan untuk mencari feedback atas apa yang sudah dilakukan. Dalam hal ini feedback atas apa yang telah dilakukan Tim Rumah Bijak Digital. Feedback dibutuhkan untuk memahami sejauh mana pencapaian yang sudah diperoleh, sudah ada di level mana tim ini, dan mengidentifikasi hal apa yang dapat ditingkatkan.
Stop Continue Start kerangka yang mudah dan sederhana dan dapat dilakukan oleh anggota tim. Dan berikut adalah hasil diskusi tim tentang Stop Continue Start. Semoga dapat dijalankan dan menjadikan tim lebih baik dalam mencapai tujuan bersama.
“Kita tidak akan bisa mengendalikan angin saat berlayar, tapi kita bisa menyesuaikan layarnya.”
anonim
[…] Alhamdulillah proses recovery data di web berlangsung relatif cepat sehingga saya berkesempatan menyimak langsung dari web beliau dengan tampilan yang cantik dan enak dibaca. Sungguh saya tertegun dengan uraian materi yang komplit disertai dengan respon lengkap atas materi yang disampaikan oleh Bu Septi. Di sini saya melihay Mbak Fitria dan Tim Rubi Digi telah melakukan perencanaan, eksekusi san evaluasi dengan sangat baik sejauh ini. Jurnal beliau bisa dilihat di sini. […]