Self Discovery alias penemuan diri merupakan topik yang biasa. Pada beberapa orang, tema ini mungkin terasa absurd dan mengawang-awang. Bagi saya, ini adalah sebuah proses berkelanjutan hingga kita mencapai gelar almarhumah.
Seorang pribadi yang telah menemukan dirinya, ia akan memahami misi dan perannya di dunia ini. Ia pun akan menjalani peran tersebut dengan penuh kepercayaan diri sehingga tercapai predikat khalifah di muka bumi. Tak perlu menjadi seorang ternama atau berpangkat tinggi, atau berpenghasilan besar atau memiliki kekayaan tak terbatas untuk dapat menemukan diri. Bahkan kita bisa berkaca pada mereka yang ikhlas menjalani hidup ini. Bercermin pada mereka yang berdamai dengan kehidupannya. Belajar bagaimana mereka menemukan dirinya dan perannya di muka bumi ini.
Perempuan merupakan makhluk yang diciptakan Allah Ta’ala begitu indah, lembut namun memiliki kekuatan yang tak terbendung. Perempuan bisa begitu gemulai, bisa pula begitu kuat. Lihatlah bagaimana kelembutan hatinya saat memeluk anaknya. Atau mudahnya berderai air mata menyaksikan tayangan yang mengharu biru. Dan tataplah ketegaran matanya saat menapaki kesulitan hidup, kekuatan dirinya saat menanggung sakitnya persalinan. Perempuan yang namanya terukir dalam kitab suci Al Qur’an. Perempuan yang perlu didampingi mahramnya saat bepergian, bukan karena ia lemah tapi karena ia begitu berharga. Bukankah sesuatu yang berharga harus dijaga sepenuh jiwa. Keberhargaannya pun perlu dijamin, ketika ayahnya menikahkan anak perempuannya pada laki-laki yang akan menjadi suaminya, maka Allah Ta’ala dan para malaikat turut menjadi saksinya.
Wahai perempuan, begitu berharganya dirimu. Hingga sebuah pepatah mengungkapkan
Rusaknya sebuah peradaban karena rusaknya wanitanya
Saya sedang bercermin, berkaca pada diri sendiri. Sudah menjadi perempuan seperti apa diri ini?
Tak muluk untuk mengubah peradaban, langkah termudah adalah dengan menjadi perempuan yang memahami dirinya, perannya, dan tanggung jawabnya. So, mari mulai Self Discovering. Dengan memahami diri sendiri, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik, istri yang salihah dan ibu yang amanah. Insyaa Allah.
Self Discovering dimulai dengan mengenali 3 hal berikut.
- Untuk apa aku diciptakan
- Hal yang merupakan kelebihan dan kekuranganku
- Peranku saat ini
Bagaimana? Mudahkan? atau sulit? Pelan-pelan, kita akan berjalan ke sana. Nikmati perjalanan Self Discovering ini ya, tak perlu mengegas. Kita perlu memahami setiap fasenya agar memberikan manfaat pada perubahan diri yang lebih baik. Yap, perubahan menjadi perempuan yang berjalan di muka bumi sebagai khalifah, rahmatan lil’alamiin. Aamiin.
Untuk Apa Aku Diciptakan
Ini pertanyaan ringan namun memiliki konsekuensi berat. Iya ga siy? Menurut saya demikian. Atau bisa jadi kebalikannya ya? Pertanyaan berat dan tidak diketahui jawabannya? Menurutmu bagaimana?
Eniwey, apapun itu, tetap harus dijawab. Hihihihi. Take your time! Mungkin perlu waktu tersendiri untuk menjawabnya? Silakan ya. Jawaban atas pertanyaan ini akan menjawab kegalauan kita selama menjalani kehidupan.
Hal Yang Merupakan Kelebihan & Kekuranganku
Ini merupakan proses mengenali potensi diri. Kita sering kali merasa galau karena tidak mengenali potensi diri. Merasa ga pede, ga berani ambil keputusan dan banyak hal lain lagi yang merupakan akibat tidak memahami potensi diri.
Banyak cara dilakukan untuk mengenali potensi diri. Mulai dari cara sederhana hingga menggunakan peran profesional. Nah tinggal pilih mau yang mana.
Cara sederhana bisa dengan membuat 4 kuadran bisa dan suka. Kita bisa memilah berbagai aktivitas yang biasa dilakukan dan memasukkannya pada masing-masing kuadran tadi.
Cara lainnya dengan mengikuti tes psikologi. Tes ini bisa dilakukan secara online ataupun offline. Tes yang bersifat online dan gratis pun sudah bertebaran dimana-mana. Nah, kamu mau pilih yang mana?
Peranku Saat Ini
Ini berkaitan dengan roles dan rules yang kita jalani saat ini. Misalnya saja, kita memahami peran kita sebagai ibu. Lalu pahami, apakah roles dan rules Ibu, bagaimana kita melakukannya sehari-hari, bagaimana peran ini dijalankan apakah sudah tertunaikan tugas dan kewajibannya. Lebih jauh lagi akan lebih baik jika kita dapat masukan dari orang-orang yang berkaitan dengan peran kita.
Selain sebagai Ibu, peran lainnya adalah sebagai istri. Apa hak dan kewajiban seorang istri? Bagaimana kita menjalaninya? Bagaimana peran suami? Apa yang dirasakan suami?
Wah, wah… ternyata panjang ya. Ya, dan semuanya mungkin akan berbeda antara individu satu dengan lainnya. Tak apa-apa karena kita spesial kan!
O ya, tak perlu terburu-buri ya. Mari lakukan semuanya dengan mindful. Tak ada target waktu, karena ini adalah berkesinambungan.
Baiklah, demikian cerita saya. Silakan layangkan pertanyaan di kolom komentar. Sanpai jumpaa
[…] Lihat juga Self Discovery : Perjalanan Seorang Perempuan Sebagai Khalifah […]