Ibu Pembaharu

Coffee For Change 2 : Menantang Adrenalin

Alhamdulillah, bersama Tim Taman Thufaila kami telah melaksanakan Coffee For Change dengan tema “Perlukah marah saat anak terus bergadget?”. Narasumbernya adalah Hilman Al Madani. Kang Hilman biasa dipanggil demikian, alhamdulillah menerima rawaran kami beberapa waktu yang lalu. Sebelumnya kami pernah menghubungi beliau saat kami masih kuliah Bunda Salihah. Saat itu, Kang Hilman meminta maaf karena sedang masa pemulihan dan belum siap aktif.

Beberapa waktu belakangan, saya melihat di media sosial, Kang Hilman sudah aktif kembali. Maka kami beranikan diri kembali meminang Kang Hilman. Nothing too lose, saya pikir demikian. Ini adalah CFC kedua, jadi tiada beban menjalaninya. Maasyaa Allah, ternyata Kang Hilman menyanggupi. Bahkan bersedia mengisi waktu yang hanya tinggal kurang lebih sepekan lagi.

Wah, langsung koordinasi dalam tim. Dan teringat ajakan kolaborasi tim Taman Thufaila, saya pun langsung menghubungi Teh Siti Sadiah, leader Taman Thufaila. Perangkat zoom, eflyer beserta link gform dan wag dikebut dalam semalam. Esok harinya, saya galau. Akun zoom kami di-disable oleh pihak zoom saat acara sharing session sebelumnya. Saya coba cari info, membaca berbagai artikel yang disediakan mesin pencari dan mencoba berbagai cara mengutak-atik aplikasi zoom. Bertanya pada admin zoom, tapi yang membalas robot. Dan belum juga menemukan jawaban. Alhamdulillah ada titik terang. Saya mencoba mengajukan banding atau appeal pada pihak zoom.

Tidak serta merta langsung direspon. Karena waktu sudah mepet, saya memutuskan untuk menyewa akun zoom atas nama akun saya pribadi. Tak disangka, 2 hari setelah permohonan banding atau appeal diajukan, ada respon dari zoom. Permohonan kami dikabulkan. Akun zoom rumah bijak digital kembali aktif. Maasyaa Allah pengalaman yang sangat berharga.

Sementara itu, persiapan terus dilakukan. GR di H-1, belum juga ada yang bersedia menjadi moderator. Duh, bagaimana ini. Saya berharap ada teman-teman yang bersedia. Saya sendiri merasa ragu, saat waktunya bisa stand by penuh, karena waktunya malam hari, dimana aktivitas domestik banyak memerlukan kehadiran saya. Akhirnya, saya sampaikan tantangan saya pada Paksu, alhamdulillah paksu mendukung saya menjadi momod. Dan bersedia menangani tugas domestik yang biasanya saya lakukan malam hari. Ah,,, senangnya. Selanjutnya, ngobrol dengan anak-anak, terutama anak-anak yang SMP. Mereka siap mendukung bundanya dengan menemani adiknya yang balita nanti malam.

Dan peserta pun berdatangan. Sungguh di luar dugaan kami. Acara-acara sebelumnya, peserta yang hadir tak lebih dari 20 orang. Kali ini pendaftar 200 orang lebih. Maasyaa Allah. Segala skenario kami uji coba. Bismillah, kami mantap menjalaninya.

Lalu, ada ide dari Kak Irlin untuk mempromosikan buku Kang Hilman yang baru saja rilis. Tentu saja kami mendukungnya. Bergegas saya menghubungi Teh Dian dan Ibu Septi. Alhamdulillah, kami diijinkan untuk promosi.

Acara ini menjadi bukan sekedar mendengarkan cerita Kang Hilman, tapi kami merasakan ada euforia untuk turut mendukung Kang Hilman, memberikan semangat padanya. Terutama di kala saat ini, Kang Hilman menderita Kanker Usus Stadium 4.

Behind The Scene

Beberapa jam menjelang acara, Mba Erni sebagai humas yang menghubungi Kang Hilman, mengabarkan Kang Hilman sudah menyiapkan slide untuk acara nanti. Duh, bagaimana ini. Padahal rencananya kan hanya talk show saja dengan wakyu yang singkat, 30 menit, khawatir Kang Hilman kelelahan. Tapi kok gak tega kalau menolak slide nya. Kami tahu, saat itu Kang Hilman mengerjakannya selepas pulang kemoterapi. Baiklah, kalau memang Kang Hilman siap dengan slide nya, kami memfasilitasi. Maasyaa Allah ternyata ada 83 slide yang siap ditayangkan.

Terus terang, saya pribadi speechless. Merasa malu dengan diri ini. Ditengah keterbatasannya dan mungkin menahan sakit, Beliau masih sanggup menyiapkan materi. Acara pun berlangsung selama lebih dari 1 jam. Banyak pertanyaan yang tidak semua bisa kami tampilkan. Demikian pula penanya yang sudah mengajukan untuk bertanya langsung. Bagaimanapun, kesehatan Kang Hilman menjadi prioritas kami.

Nah, dari kami sendiri sebagai prnyelenggara, ada beberapa drama di balik layar. Ini yang membuat adrenalin tinggi. Wah, seru deh. Pagi hari, mba Ayie salah satu petugas time keeper ijin tak bisa ikut online malam, karena harus ke luar kota, takziyah ada keluarganya yang meninggal.

Lalu, mba Yuni, operator kesayangan mengalami kesulitan sinyal di tengah acara. Beberapa materi slide dan gambar tidak bisa ditayangkan. Saya yang biasanya mem-back up materi-materi nya, hari itu tak ada persiapan. Wah, benar-benar penuh keseruan.

Belum lagi, saat mendekati jam 20.30 nak balita mulai gelisah. Ia ingin tidur, tapi hanya ingin ditemani bundanya. Bujuk rayu kakak-kakaknya, ayahnya, tak juga digubris. Ia tak bergeming, berdiri di hadapan saya, merajuk minta tidur. Duh, saya mulai tidak bisa konsentrasi. Maasyaa Allah. Sementara di wag koordinasi panitia pun ramai. Waktu bergulir beranjak semakin malam, kami harus cepat mengambil keputusan, apa yang akan dilakukan. Tidak bisa menjalankan rencana awal, bahkan rencana B dan C pun tak bisa.

Akhirnya, acara tetap berlangsung dengan damai. Ada 176 peserta yang bertahan, maasyaa Allah. Masih banyak yang harus kami benahi. Dan kami belajar banyak malam itu.

Belajar keteguhan dan semangat berbagi dari Kang Hilman, belajar mengambil keputusan dan berkoordinasi dengan teman-teman. Alhamdulillah, refleksi selepas acara, teman-teman merasa bahagia dan bangga dengan apa yang dilakukan tim.

O ya, masih ada PR yng harus kami lakukan. Melakukan editing pada rekaman zoom agar layak tayang. Materi yang bernilai sensitif dengan gambar dan penyebutan kasus-kasus klien Kang Hilman perlu kami pilah dengan baik. Semangat!!!

Dan kami pun bersiap-siap kembali. Pekan depan, akan ada Kak Daus yang akan tampil. Bismillah, semoga lancar dan berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga suka...

2 Komentar

  1. Wina menulis:

    Assalamualaikum,
    Masyaallah, luar biasa perjuangan teteh dan tim agar acara zoom ini dapat berlangsung.
    Ijin bertanya teh, ketika akun zoom teteh sudah kembali di aktifkan oleh pihak zoom, apakah recording yg ada di cloud zoom masih ada?
    Karena saya mengalami hal tsb teh. Mohon jawabannya ya teh. Dan puntenπŸ™

    1. Mba Wina, semangattt.
      Kami record kegiatannya di PC, mba. Maaf, belum bisa menbantu. πŸ™πŸ»
      Semoga recording nya kembali ya, teh. Kebayang sedihnya ini.
      Atau bisa coba tanyakan ke pihak zoom, mereka cukup proaktif merespon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *