wooden chair on a white wall studio
Catatan Ringan Ibu Profesional

Warna Warni Calon Leader IP Bekasi di Pemilu Ibu Profesional Bekasi

Setelah rilis nama-nama calon leader IP Bekasi, hati saya pun galau. Sempat ada pikiran untuk mundur. Ah, saya tidak menikmati situasi kompetitif ini. Bukan gue banget. Apalagi, apalagi, sparing partner saya adalah mba Devi Herawati. Saya mengenal mba Devi, seingat saya, kami pernah dua kali berada dalam live session bersama. Dan saya mengagumi mba Devi yang istiqomah dalam memjalankan prinsip-prinsip yang diyakininya.

Masa itu, saya memiliki waktu untuk merenung panjang. Alhamdulillah, bisa cuti sementara dari Kahima juga. Ini memberi saya kesempatan untuk berpikir lebih mendalam. Terutama, berpikir tentang Who Am I. Dan saya sampai pada sebuah pemikiran ini. Apapun yang hadir di dunia ini, mereka yang bertemu dan berhubungan dengan kita, serta berbagai kejadian yang saya alami, semuanya adalah atas kehendak Ilahi. Dan tugas saya adalah menemukan hikmah dari setiap pertemuan atau setiap kejadian, bukankah demikian, teman? Masih mencari, menelusuri setiap ruang diri dan hati ini. Terutama menetapkan hati hanya bergantung pada Ilahi.

Saat ini, sudah sepekan lebih mengarungi waktu dan rutinitas yang berbeda. Apa yang saya rasakan? Ahh, saya rindu bertegur sapa dengan Hima Skuad. Ada sedikit rasa kehilangan, dan saya membayangkan jika ini adalah masa terakhir bersama Hima Skuad, saya belum melakukan apa-apa untuk teman-teman. Ada beberapa hal yang saya rencanakan untuk hima skuad. Tunggu ya! insya Allah.

Dan, behind the scene acara debat para calon leader sangatlah menarik Bahkan lebih menarik dari debatnya sendiri, hahaha. Bayangkan keseruannya para calon leader ini ngobrol ngalor ngidul tentang berbagai hal selama kurang lebih 3 jam. Wow. Mulai dari berbincang tentang pendidikan nasional, gaya hidup sehat, gym, dan makan siang. Begitu randomnya ya! Saya menyadari keguyuban kami, kami disatukan dalam IP Bekasi. Kebersamaan kami yang telah dipupuk sebelum acara ini membuat kami enggan untuk berkompetisi, atau bahkan tidak ingin berkompetisi dalam memperebutkan peran leader ini. Rasa inilah yang membuat saya hampir ingin mundur saja.

Last but not least. Doaku sepanjang pekan ini

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan” (artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).” (HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro 381: 570, Al Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227).

Sumber https://rumaysho.com/10415-doa-ketika-dirundung-duka.html

Kala pengambilan suara berlangsung, maka saya berdoa agar ikhlas menerima dan menjalani apapun yang Allah Ta’ala takdirkan bagi diri ini dan bagi IP Bekasi. Wallahu’alam.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *