Maapkeun ya, ini bisa dibilang late post atau remake post. Sebelumnya sudah pernah post tentang ini, tapi saya lupa dimana tulisannya. Hiks. Tak apa ya, yang penting, ceritanya tetap seru.
Ini cerita tentang saya sebagai Fasilitator A Home Team dan Leader Tim Rumah Bijak Digital saat memulai kegiatan offline di rumah. Di Ibu Profesional setiap peran saling mendukung dan kesemuanya sangat bermanfaat bagi pemberdayaan diri, ini saya rasakan sendiri. Insyaa Allah cita-cita saya untuk senantiasa bermanfaat bagi masyarakat akan selalu saya upayakan. Mohon doanya, teman-teman.
Baiklah, kita fokus ke cerita tentang AHT ya!
Di awal tahun 2022, saat pandemi mulai mereda, hati saya bergejolak ingin membuat sebuah kegiatan untuk para ibu di sekitar rumah. Apalagi setelah mengikuti pelatihan AHT dan bergabung di Tim Ibu Pembaharu, saya merasa bersyukur atas kesempatan yang diperoleh. Saya ingin kebahagiaan ini dinikmati para ibu di sekitar rumah. Kebahagiaan bisa belajar, berkarya, berdampak khususnya bagi diri sendiri dulu. Saat itu, saya berpikir kegiatan apa yang bisa saya lakukan? Daann, saya pikir meteri A Home Team sangat pas bila dapat saya sampaikan pada para Ibu di sekitar rumah.
Sebelumnya, saya pernah melakukan AHT Training secara online saat pandemi. Namun, saya kurang merasakan ‘greget’ nya. Dari pengalaman tersebut, saya ingin sekali melakukannya secara offline.
Sepekan sebelum acara, saya menghubungi para Ibu yang kebetulan ada di sebuah komunitas sosial, mengundang mereka hadir di acara Training AHT ini. Dari beberapa waprian yang sudah dilakukan, ternyata hanya 2 orang yang hadir kala itu (gambar 1). Dan saya terkejut ketika ditanyakan alasan yang lain tak bisa hadir adalah karena mereka tidak percaya diri bila berkumpul bersama teman-teman Ibu Profesional. Subhanallah, alasannya diluar dugaan. Sampai saya jelaskan bila kegiatan ini tidak mengundang teman-teman dari Ibu Profesional.

1
Bagaimanapun, saya berpikir apapun keadaannya tetap harus jalan. Alhamdulillah setiap pekan bertambah peserta yang ikut, terbanyak adalah 6 orang. Dan kami menamakan sebagai Circle Rumah Ibu Belajar. Secara pribadi mereka antusias mengikuti kegiatan setiap pekannya. Dan di akhir AHT kami tetap melakukan pertemuan dengan berbagai tema terkait pengembangan diri, ataupun pengasuhan, keluarga dan hubungan pasutri.
Beberapa kendala dalam mengajak para ibu di lingkungan saya diantaranya adalah:
- umumnya mereka adalah ibu bekerja, yang waktu luangnya di akhir pekan. Ini pun bila tidak ada kegiatan keluarga atau kegiatan lainnya
- mindset kegiatan berbayar
- pandangan bila kegiatan seperti ini ada kaitan dengan kegiatan partai tertentu yang biasa melakukan kegiatan seperti ini di sekitar rumah

Demikianlah cerita saya saat memulai kegiatan A Home Team Circle Rumah Ibu Belajar. Mohon doanya agar konsisten dan semakin lebih baik. Terima kasih.
#ahometeam